""'>

Sabtu, 31 Agustus 2013

Bukan Magang Biasa

Hari itu, sangat membosankan. 6 mahasiswa cowok dari UNDIP, 3 dari perpajakan dan 3 dari akuntansi sedang ngobrol seadanya lantaran tidak diberi tugas. 3 siswa SMK, 2 cewek, dan 1 cowok selalu saja disibukkan dengan tugas dari Kepala Akuntansi PT. Kereta Api Indonesia DAOP 4 itu. Keadaan itu sudah 2 minggu berjalan, tanpa ada perkembangan untuk bergerak menyentuh pembuatan Tugas Akhir saya.



Di sela-sela kebosanan, saya memecahkan keheningan dengan bilang kepada Lucky, "Luck, gimana kalau kita ke Bandung? Buat dapetin info yang lebih komplit, soalnya di sini kurang referensinya!". Bandung adalah pusatnya kantor PT. Kereta Api Indonesia, di sana juga ada teman relnya Lucky. "Ayok, naik kereta api ya?!", dia selalu saja semangat soal jalan-jalan apalagi kalau soal kereta api. "Iya dong biar greget, kamu kan berpengalaman soal perkeretapian atau gimananya gitu....", dengan santai mengiyakan tawaran, lagian magangnya di perkereta-apian, ga afdol kalau belum naik kereta apinya (^^).

►►►

Pastinya saya harus izin dulu dengan orang tua, terutama ibu. Setelah terjadi perbincangan yang hebat, akhirnya ditemukanlah suatu jawaban. Saya diizinkan ke Bandung, tapi harus menginap di rumah Om yang ada di Bandung. Saya berpikir ngobrol saja belum pernah, apalagi bertatap muka dengan saya, gimana bisa ketemu waktu di Bandung nanti. Ibu memberikan foto Om yang masih 1 keluarga dengan ibu, kepada saya untuk disimpan di dompet, dengan tujuan jika lupa bisa langsung buka dompetnya lalu lihat fotonya.

Ngomong-ngomong soal dompet, uang yang nanti saya gunakan adalah uang hasil beasiswa yang saya dapat dari UNDIP, tapi ibu selalu menambahkan beberapa ribu untuk jaga-jaga di sana. Karena kelebihan, saya nanti tidak ke Bandung saja, ke Jakarta juga, untuk main bersama teman game online saya dan bertemu saudara saya yang ada di Jakarta. Saya pun sudah berunding dengan Lucky, dan mau, soalnya dia juga bisa pulang ke kampung halamannya di Jakarta. Untung sama-sama Jakarta Timur, jadi bukan masalah besar.

►►►

Di stasiun, kita sedang menunggu kereta tujuan ke Bandung. Ada Lucky, dan ada kedua orang tua saya. Kita sampai ke sana dengan menggunakan sepeda motor, saya mengantarkan Lucky dari kosannya dengan motor Honda Tiger saya, lalu motor itu dititipkan di rumah teman kerjanya Bapak saya yang berada dekat dengan stasiun. Ibu juga ikut jadinya, agak malu sih, tapi Lucky memaklumi, yah namanya juga orang tua.

Di kereta yang sedang berjalan, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Kita makan di gerbong restoran. Lalu kereta berhenti karena kepala kereta akan diganti. Saat itu pula teman saya Lucky, turun dari kereta. Meminta tanda tangan dan cap stasiun kepada staf di pos stasiun tersebut. Gila, emang teman saya yang satu ini, pencinta kereta api sejati gitu bro, nekad abis ga tuh!

►►►

Berhenti di Stasiun Bandung, langsung shalat subuh berjamaah. Lalu istirahat dulu dan makan. Memakan bekal dari ibu berdua dengan Lucky, saya tidak sadar ternyata isinya sangat banyak sekali. Karena agak kesulitan untuk berjalan, kita masih duduk di situ, sambil melihat orang berlalu lalang dengan kesibukannya. Paman saya sudah menelpon, dan kita pun menuju ke depan stasiun untuk menemuinya. Habis dari situ, saya langsung melihat foto yang dikasih ibu kemarin, oh iya ada orang yang mirip, maksud saya ya memang beliau itu yang dimaksud. Kita disuruh untuk menaiki angkot, dan paman saya mengendarai kendaraan dari depan angkot saya. Sesampainya, kita diarahkan oleh paman saya, dan tibalah di rumah paman saya.

Kita janjian dengan temannya Lucky yang ada di Bandung. Ya dengan tujuan saya bisa menemukan data tentang PT. Kereta Api yang super lengkap. Setelah badan sudah wangi dan perut terisi, kita langsung memulai perjalanan mendapatkan data itu. Rumah temannya Lucky ga jauh dari rumah paman saya. Kita menuju ke rumahnya Dio dengan menggunakan motor Satria milik paman saya. Suara knalpotnya, DRONG DONG DONG DONG! Super nyaring!

Namanya Dio, dia adalah teman kereta apinya Lucky. Kita diajak makan siang dulu saat tiba di rumahnya. Di situ kita ditraktir makanan yang khas Indonesia banget, yaitu Masakan Padang. Udah enak, gratis pula! Emang baik banget bro Dio ini. Abis makan kita jalan ke tempat nongkrongnya Dio, di situ tuh banyak orang gaul Bandung gitu. Kayaknya sih yang diajak ngobrol sama Dio tuh PSK bro, tapi gatau juga sih, bukan urusan saya kalau soal itu, yang penting have fun aja bro.

Habis dari situ kita pergi ke Tangkuban Perahu. Dio dan temennya tuh pakai vespa bro, asli keren banget bro. Ternyata mereka mempunyai kebiasaan kalau ada yang bagus, cantik, maupun keren pasti langsung diklakson dan ngacungin jempol sebagai tanda mereka "Like", ya sama kayak di Facebook. Jadi udah kayak "Like" in Real Life. Ngeklakson terus kasih jempol tuh udah biasa bagi mereka, dan itu tuh ga musti pake nunggu kamu kenal sama orang itu, nekad banget ga sih bro!

►►► 

Dengan suara motor Satria yang nyaring sekali, kita berangkat. Waktu di perjalanan menuju ke Tangkuban Perahu, injakan di dekat pengganti gear saya lepas. Gara-gara lepas saya jadi nginjek kaki teman saya Lucky yang sedang duduk di belakang, sesekali saya menginjak gagang injakan gear yang masih ada. Kondisi itu terus berlanjut sampai akhirnya kita bertemu dengan bengkel sepeda motor, nekad Banget ga Bro! Fiuh, untungnya ga rusak parah, cuma diganti dengan part bekas yang lain, saya hanya kasih Rp 5.000 ke mekaniknya, ya sebagai ucapan terima kasih kalau tidak ada beliau tidak bisa pulang ke rumahnya Paman, bahkan pulang ke Semarang!

Hampir sampai di Tangkuban Perahu, kita istirahat dulu di warung kopi dekat sawah-sawah dan pohon-pohon yang suasananya tuh peacefully banget. Saya mesen tuh yang namanya bajigur, yang pasti bajigur asli Bandung bro. Pas banget dingin-dingin ngebajigur. Rasanya kayak disapa pohon-pohon yang besar dan rindang itu dan berkata kepada saya, "Selamat datang di Bandung.", dengan emoticon senyum.

Perjalanan dilanjutkan! Ke Tangkuban Perahu bro! Selama perjalanan tuh banyak pemandangan alami, ya hijau-hijau gitu, ditambah hawa yang sejuk, itu kayak seperti menyatu dengan semesta bro. Sampai sana kita sempat tidak bisa melihat sekitar, karena kabut! Waktu kuliah dulu kan KKL ke Bandung, tapi waktu mau sampai ke Tangkuban Perahu, perjalanan berhenti di sebuah Rumah Makan dekat Tangkuban Perahu. Ya karena kabut itu. Tapi sekarang saya kembali ke Bandung dan tidak ada lagi yang menghalangi saya untuk mengetahui apakah kabut itu benar-benar bahaya atau tidak.

Jalanan sepi selama mengendarai motor ke Tangkuban Perahu, kabut pun menyertai perjalanan kita sampai ke situ. Sesampainya, kabutnya tuh keren banget bro, cozy banget malahan, rasanya tuh kayak di film-film colosal. Ya emang benar kita itu penakluk kabut! Nekad traveler tidak takut kabut! Wejian banget bro di sini! Banyak yang jualan oleh-oleh di sepanjang turunan Tangkuban Perahu. Ada tarian asli Indonesia yang diiringi dengan epic gamelan, dan itu tuh dipertunjukkan saat kabut menyelimuti, wow jadi seperti di alam mimpi aja bro!

 Gaya dulu di Tangkuban, jadi patung selamat datang

►►► 

Abis dari situ kita lanjutin ke Ciater. Ciater tuh pemandian air panas yang terletak di dekat sawah-sawah gitu bro. Asri nan sejuk nan dingin juga gitu bro. Kita di situ nyemplung dan berendam bareng, itu tuh umum gitu bro jadi laki-laki atau perempuan bisa masuk bareng ke kolamnya. Beda sama di film-film Jepang yang ada pembeda antara laki-laki dan perempuan. Lebih mirip kolam renang umum tapi dengan air panas. Di sini juga ada turis dari luar negeri, tapi gatau dari negara mana, yang jelas mereka Asia dan ga ngomong bahasa Indonesia. Waktu saya keluar sebentar dari kolam air panas itu, hawa yang dingin langsung menusuk tulang saya, sampai gemeteran gigi saya saking dinginnya. Ya waktu itu saya keluar disuruh apa coba, beli es teh dingin. Jadi udah dingin, didinginin lagi bro, nekad banget ga tuh!

 Berendam di Ciater euy!

►►► 

Lagi asyik-asyiknya berendam, matahari sudah terbenam. Dan perjalananpun dilanjutkan kembali. Saya punya request di suatu tempat yang ada di Bandung, yaitu di Gonzo. Pernah punya pengalaman nekad dulu, jadi waktu itu saya lagi KKL di Bandung, saya ingin membeli kostum jepang atau pernak pernik Jepang. Tapi waktu itu hanya diberi waktu 1 jam saja dan kebetulan hari itu sedang hujan. Walau begitu tetap saya bela-belain ke sana bareng teman-teman saya yang suka Jepang. Hujan membuat jalanan licin. Saya jatuh terbalik seperti di kartun-kartun Tom and Jerry. Badan saya tidak apa-apa, tapi baju saya menjadi kotor sebelah. Untungnya tidak hilang ingatan. Jaraknya tuh jauh banget dari bus tapi akhirnya kita sampai juga di Gonzo Shop. Saya membeli 1 t-shirt dan 1 baju yang ada hoodienya, 2-2nya berwarna hitam, karena saya suka warna hitam. Kita senang sekali karena tujuan kita tercapai, itu tuh udah kayak mendaki di puncak Mahameru di film 5 cm. Nekad banget ga sih sampai acara jatuh-jatuhan, dan jauh dari bus. Bukan barangnya, tapi pengalaman yang bisa saya ceritakan sekarang. Wejian!

Saat menuju ke sana kita mampir dulu ke warung ketan bakar. Abis dingin-dinginan, panasin dulu bro. Makan ketan bakar dengan bumbu sambal kacang yang enak, sambil lihat lalu lalang lampu kendaraan yang menghiasi malam itu, itu tuh kayak abis nanam padi 1 hektar terus istirahat sampai siang menikmati udara yang sejuk. Sayang saya tidak bisa lama-lama di situ.

Akhirnya kita sampai di Gonzo. Ternyata sudah tutup tokonya. Kita pulang dan kembali ke rumah paman untuk melanjutkan perjalanan di Jakarta. Karena sudah pasang jam weker, kita bisa bangun pagi, pokoknya buat siap-siap sip okelah. Tapi kembaliin nyawanya tuh lho bro, lama banget. Jadinya jam 6 kita baru berangkat ke Stasiun Bandung gitu. Tahu ga kita ga diantar, sebagai nekad traveler kita pakai angkot. Kita berjalan cepat waktu sampai pasar yang ada di depan Stasiun Bandung. Kereta sudah menunggu dari tadi, dan sudah tidak ada yang duduk menunggu lagi. Karena Lucky sudah tahu kereta mana yang harus kita naiki, dia memimpin saya masuk di salah satu gerbong kereta. Pas kaki sudah mendarat di kereta, saat itu pula terjadi gerakan. Saya kira, saya yang membuat keretanya bergerak, eh.... ternyata keretanya baru saja jalan menuju ke Jakarta. Hampir ketinggalan kereta tuh menurut saya nekad abis bro!

 Ketan bakar, muantap tenan bro!

►►►  

Oh iya pas di Jakarta tuh saya langsung gathering dengan teman-teman online saya. Tahu ga, di game itu tuh saya yang jadi ketua guild gitu. Bukannya karena jabatan tapi karena perut saya lapar dan dompet menipis, saya meminta ditraktir oleh teman saya, sebut saja Cammaelle (nama character gamenya dia). Baru kenal, minta dibayarin, nekad abis ga tuh!

Abis dari Jakarta kita pulang bro. Di situ saya diantar oleh saudara saya, Tio. Dia tuh nganter sampai ke dalam gerbong yang mau jalan, dan lagi tuh penuh sesak. Hampir saja ikut dengan paksa lantaran sudah gerak keretanya. Mau ketinggalan di kereta api saat nganter tuh, nekad abis bro.

Akhirnya kita malah seneng-seneng aja, dan data-data info juga tidak dapat, tapi diganti dengan data-data gambar kereta api dari galerinya Dio. Nekad banget bro, ke sana cuma dapet gambar kereta api, yang sebenarnya bisa kita download di Mbah Google, nah lho gimana ngomong sama ortu pas pulang nanti!

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar