""'>

Selasa, 19 Februari 2013

Kenyataan Bukan Rayuan

Saya ingat kejadian menarik setelah saya lulus dari program studi D3 Akuntansi. Waktu itu sedang ada pembekalan sebelum hari wisuda, di situ saya berkenalan gadis yang saya suka dari fisiknya. Awalnya saya tidak yakin akan berkenalan dengan gadis yang cantik dan seksi seperti itu. Saya bahkan lupa kenapa waktu itu mengalir saja ingin bertanya kepadanya. Dia sedang menerima telpon dan keluar dari ruangan pembekalan. Saya sapa saja, tanya tadi kenapa, dan lain-lain. Setelah tidak ada pembicaraan atau topik lagi, saya langsung beranjak menuju parkiran untuk pulang.

Ketika sudah sampai di parkiran, saya terkejut. Ada yang memanggil saya dari kejauhan, oh ternyata gadis tadi. Gadis itu bernama Prima. Namanya sama dengan nama sahabat laki-laki saya, namanya juga Prima. Saya tanya ada apa, dan ngobrol sebentar. Setelah selesai berbincang-bincang dengan dia, Prima meminta nomor handphone saya jika nanti ada apa-apa bisa berkomunikasi.

Tidak jauh dari situ, ada gadis yang menghampiri saya. Ternyata itu adalah Ratna, gadis yang saya suka karena sifatnya baik sekali dari gadis-gadis lainnya. Di mata saya dia mempunyai kelebihan fisik dan karakter yang sempurna. Dia selalu perhatian dengan saya, bahkan itu menurut saya lebih dari perhatian, dan tidak sekedar ingin cari-cari perhatian. Hingga sekarang ini, saya kangen untuk bertemu dengannya lagi. Kita hanya sekali makan bareng di Mie Ayam Pak Rie. Kita adalah penggemar Mie Ayam Pak Rie tersebut, jadi sama-sama suka. Salah satu bentuk kebaikannya adalah saya waktu itu dibayari Mie Ayam, jika tidak dia menakut-nakuti saya untuk dia yang tetap bayar. Selalu begitu Ratna itu hehe (^^). Kalau misalnya dia perlu bantuan lagi, saya pasti akan membantu, tapi karena keadaan tidak satu kampus lagi, membuat saya jarang bertemu dengannya lagi. Banyak kebaikan-kebaikan darinya, hingga waktu dulu pernah saya tweet tentang komitmen saya yang berbunyi "Tidak di blog, melainkan di hatiku", karena jika diceritakan banyak kisah tentang dirinya dan diriku.

Waktu itu Ratna ingin diantar pulang ke rumahnya dengan menebeng di motor saya. Sayangnya waktu itu saya sudah dengan Sidik, teman baik saya. Setelah meminta maaf, dia pergi menuju keluar gedung, dan di situ ada laki-laki yang sudah siap dengan motornya. Ternyata benar dia bersama dengan laki-laki itu. Hati saya agak tidak terima juga, kenapa tadi tidak saya antar aja ya.

Setelah lulus dari FEUNDIP pun, anehnya saya malah berteman dekat dengan Prima. Melamar kerja bareng, kursus bisnis online bareng, dulu juga pernah sekali foto-foto bareng dengannya. Setelah itu pun hubungan kami sudah agak longgar lagi, karena Prima sudah mempunyai pekerjaan. Saya pun berpikir saya hanya bisa menjadikan Prima hanya sebagai teman, karena banyak faktor. Salah satunya adalah dia sendiri sudah tunangan.

Cerita-cerita tentang gadis-gadis yang saya temui dari Pribumi atau pun luar negeri, semuanya masuk dan keluar dalam kehidupan saya begitu saja. Seperti kesenangan sesaat.

Kemarin saya diajak dengan Yopi. Dia ingin mengajak saya menonton Rectoverso bersama temannya juga. Yopi memberi atau menambahi saya uang sebesar Rp 15.000,- agar saya tetap menonton film itu. Ternyata isinya adalah tentang Cinta Yang Tak Terucap. Saya menangis menonton itu, karena saya membayangkan bagaimana ya jika 'dia' yang begitu. Saya ingin mencoba mencinta lagi berdasar kenyataan bukan rayuan.

Kamis, 14 Februari 2013

“Sweetest Bom Ever!”



Bagaimana jadinya kalau seorang laki-laki yang cupu tapi smart dan maniak film ini jatuh cinta dengan seorang gadis yang elegan, polos, dan suka membuat kue. Laki-laki itu belum bisa mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis semenjak dia mengidap sindrom maniak film, dan kadang-kadang itu membuat masalah dengan teman-teman atau orang-orang di sekitarnya. Kadang ada yang memaklumi, kadang juga yang membalas dengan kekerasan fisik.

Awalnya laki-laki itu sedang asyik bergaul dengan teman sepermainannya, mereka sedang ngobrolin tentang film action, saat dia bercerita tentang film itu dengan temannya, gadis yang diceritakan dalam film muncul dalam kenyataan. Dia sama persis di film itu, yang sedang berjalan di dekatnya.  Gadis itu berbaju kuning, membawa sebuah kotak kue, dan di situlah laki-laki itu langsung menghampirinya, dan langsung bersikap layaknya seperti tokoh utama polisi dalam film. Dia langsung mengamankan kotak itu layaknya Sherlock Holmes yang mengamankan kotak bom itu di tempat sampah. Lalu laki-laki itu menutup kuping sambil menunggu suara ledakan. Tapi tak terdengar apa-apa, si laki-laki tetap dengan sifat maniak filmnya, dia hanya bilang “Ternyata aku salah menduga, maaf nona aku kira anda adalah suruhan Profesor Moriarty, permisi”. Setelah itu dia langsung lari menjauhi gadis itu. Ada sesuatu yang terjatuh dari saku laki-laki itu. Gadis itu hanya heran dan terdiam, agak penasaran dengan laki-laki itu.

Malam harinya gadis itu mendapat telpon dari laki-laki itu, dengan suara dalam dan rendah layaknya mafia-mafia, dia bilang “(nama gadis)..?”. Gadis itu kebingungan, lalu dia tanya karena masih penasaran ingin mengetahui siapa yang menelponnya. Dia bilang “Jika ingin kue anda kembali, datang ke Cafe Coklat pukul 4 sore, jangan bawa siapapun”. Gadis itu agak tersenyum mendengar itu. Ketika gadis itu bilang ”Baiklah”, telepon langsung terputus.

Ketika sudah sampai di Cafe Coklat. Agak aneh ketika sedang pendekatan, si gadis sebenarnya suka tipe laki-laki yang seperti itu. Setelah duduk berhadapan, wanita itu butuh penjelasan kenapa laki-laki itu membuang kotak kue beserta isinya. Laki-laki itu hanya menjawab “Karena Profesor Moriarty tidak segan-segan menjadikan suruhannya sebagai senjata mematikan, sekalipun itu adalah jiwa yang harus dikorbankan”. Kemudian laki-laki itu melihat sekitar dulu apakah sudah aman atau tidak. Lalu dia menyerahkan kue sebagai permintaan maaf.

Setelah diberikan kue itu, kue itu langsung dibuka oleh gadis itu. Gadis itu bilang “Aku tidak perlu ucapan maaf kamu”. Tiba-tiba gadis itu memberi lilin di atas kue itu. Dengan bilang “Aku akan meledakkan kue ini, dengan lilin tipe L-111N, bom keluaran terbaru dari Negara X ini”. Sambil menyalakan korek. Si laki-laki itu mendadak bertingkah seperti penjinak bom, dan buru-buru meniup api lilin itu. Saking gemesnya gadis itu nimpuk wajah laki-laki itu dan berteriak “Happy Birthday!”. Dia langsung bilang dengan polosnya, “Ternyata ada juga ya bom yang rasanya manis”. “Kenapa kamu tahu tanggal ulang tahunku?” tanya laki-laki itu. Dengan lagaknya seperti pemain film gadis itu berkata “Harusnya kamu sudah dipecat dari FBI karena sudah kehilangan identitasmu” sambil memberikan kartu identitasnya. Laki-laki itu membalas dengan tetap memegang tangan si gadis “Jangan beritahukan siapa-siapa tentang hal ini ya?”. Gadis itu bingung, “Hal apa?”. Laki-laki itu berkata dengan dalam dan rendah “Bahwa sebenarnya aku suka kamu”.

-END-

-----------------------------------------------------

 Belum Ada Nama Tokoh
Berdasarkan Ide dan Konsep Film Pendek yang dipaksakan menjadi Cerita
Enjoy Guys!

By : Ricky Raharjo

Selasa, 12 Februari 2013

AIESEC Invasion!

Hari Imlek yang lalu ditandai oleh kejadian besar di Semarang. Banyak bule atau relawan luar negeri berkeliaran sebelum hari tahun baru China ini. Saya waktu itu melihatnya ketika CFD, tidak hanya 1 negara atau 2 negara tapi banyak. Hal itu pun terjadi di Semawis, salah satu tempat Pecinan yang terkenal di Semarang dibanjiri banyak orang-orang luar negeri. Mereka merupakan orang-orang dari sebuah komunitas AIESEC.

Sebelum ke Semawis, saya sudah lihat dulu ada pengumuman di salah satu twitnya AIESEC bahwa akan ada acara di situ. Evi, teman saya dari SMA pun memberi saya kabar nanti ada penampilan seni tari dari bule yang menginap di rumahnya. Saya pun bergegas ketika mendengar kabar itu bersama rekan saya Yopi dan Dadink.

Setelah sampai di Semawis, banyak sekali populasi yang datang di situ. Saking banyaknya, mereka mencoba menghalangi kita untuk sampai ke tujuan kita, yaitu bertemu dengan bule-bule AIESEC. Kita bolak-balik belum menemukan stand mereka, namun kami sudah menemukan bule-bule yang berkeliaran di sekitar area tersebut.

Akhirnya kita menemukan stand mereka yang tidak jauh dari papan "Suara Hati" yang dibuat oleh Suara Merdeka. Di situ terlihat banyak yang menempelkan keinginan atau harapan dengan selembar kertas yang disediakan. Saya ingat waktu itu teman saya Septi, menempelkan sesuatu harapan dengan menggunakan kertas yang dia bawa sendiri, sehingga kertas itu agak besar dari yang lain. Di dalam kertas itu tertuliskan "Skripsi di ACC!". Agak lucu juga sih, saya hanya tepuk tangan dan sedikit nyengir atas keberaniannya.

Ketika sudah berada di stand AIESEC, kami hanya lewat dan melihatnya saja. Keadaan menjadi canggung atau awkward karena kita belum mencoba berkomunikasi dengan bule-bule di situ. Tapi naluri saya mempengaruhi saya untuk mencoba membuka komunikasi. Saya pun maju dan langsung mencoba berkenalan dengan wanita yang memakai baju biru khas China. Awalnya dia tidak open, atau masih tertutup, saya bilang "I want to meet you, what's your name?". Saya lupa namanya waktu itu, tapi dia malah bilang apakah kamu mau foto dalam bahasa inggris tentunya. Sempat berpikir jangan-jangan yang saya ajak bicara ini adalah orang Indonesia, dan saya ajak bicara pakai bahasa Inggris waktu itu!

Tapi ke-awkward-an itu agak menghilang ketika orang China yang lain menengahi pembicaraan. Dia kecil tapi lucu, namanya Jesi kalau tidak salah. Saya beri pertanyaan "Do you know Kai Wong from Digitalrev?". Dia ternyata tidak tahu, dia memang terkenalnya di Youtube sih (^^). Saya pun meminta kepada Jesi untuk berfoto bersama saya. Di situ sudah siap Yopi sebagai fotografernya, Dadink yang mengarahkan Jesi dan saya untuk bilang Nasi dalam hitungan ke satu. Tidak hanya sekali, diteruskan dengan pengarahan lagi untuk bilang Sego. Saya terangkan Jesi apa itu sego waktu itu.

Tidak lama dari situ, saya melihat Evi, akhirnya saya pun menemuinya. Tapi waktu itu dia sepertinya sibuk dengan bule-bulenya, makanya saya langsung kenalan orang-orang yang di dekatnya. Waktu itu saya langsung tanya nama, di stand saya kenal Tracie, dan di dekat Evi, ada 2 bule, namanya Kyoko dan Nadia. Waktu itu saya, Dadink, dan Yopi berkenalan. Ketika saya menjelaskan nama panjang saya, Kyoko mau mendengarkan saya dengan mendekatkan kuping ke mulut saya. Benar-benar sopan mereka itu, hingga ingin tahu nama saja sampai begitu. Beberapa menit kemudian, mereka pamitan karena sudah tutup dan si Kyoko sendiri sudah bilang "Tired", katanya si Dadink sih.

Awalnya saya takjub, kenapa banyak orang bule yang datang, jangan-jangan kita dijajah lagi ni! Ya akhir kata, mereka itu suka dengan negara kita yang murah senyumnya, keterbukaan orang-orang baru, makanan yang enak, lalu kenapa masih ada ya yang memuja negara lain padahal negeri ini itu sudah baik sekali, tinggal bagaimana cara mempertahankannya. Proud to be Indonesian! Sekian. (^^)

Jumat, 08 Februari 2013

Meet So Young!

Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya saya menetapkan kebiasaan baru yaitu jalan-jalan setiap hari Minggu pada saat Car Free Day. Kenapa? Karena, dulu saya bertemu dengan seorang wanita yang sangat istimewa. Dia adalah wanita dari Jepang yang mengikuti kegiatan kerelawanan di Semarang ini. Salah satu anggota IIWC, namanya adalah Rina Sakakura. Dia yang membuat hari Minggu menjadi hari yang special untuk dinikmati, selain untuk merefresh pikiran, kemungkinan juga bisa bertemu dengan orang baru. Makanya saya beranggapan jika saya mengikuti Car Free Day di setiap hari Minggu, barangkali saya bisa bertemu dengan dia lagi.

Ketika saya bertemu dengan Rina, saya mengerti rasanya move on. Jatuh cinta lagi adalah salah satu cara paling ampuh saya untuk move on. Jika kita pernah dikecewakan namun masih mengharapkan, lebih baik segeralah bertemu dengan orang-orang baru, dan dapatkan sendiri sensasi itu. Salah satu sensasi yang saya dapat adalah, ketika saya bertemu dengan Rina, ketika itu pula saya sedang melupakan ulang tahun seorang mantan gebetan dulu yang membuat saya susah move on. Maksud saya, benar-benar lupa! Susah untuk mendeskripsikannya karena saking senangnya bisa move on!

Semenjak kejadian bulan September itu, sebenarnya saya masih mengharapkan balasan dari Rina Sakakura. Saat-saat itu dan sampai bulan Januari ini, bisa dibilang saya susah move on lagi. Saking merindukannya saya pasang fotonya di dekstop HP BB saya, agar selalu mengingat senyumannya itu. Saya suka senyumannya.

Hari di mana saya bisa move on tiba lagi. Car Free Day lalu, saya bertemu dengan wanita dari Korea. Jadi waktu itu mereka sedang menjualkan produk tanaman bakau berupa kue dan puding. Saya awalnya tanya yang orang Indonesia dulu, dengan memulai percakapan "Dari IIWC ya?". Lalu saya ngobrol sebentar, dilanjutkan perkenalan dengan wanita korea itu.


Yang berkacamata namanya So Young, dan satunya lagi namanya Ye Won. Saya ngobrol dengan topik yang keluar dari kepala saya saja. Saya menanyakan "Do you know Kim Nam Gil?". Oh ternyata malah mereka juga ngefans dengan aktor tersebut. Saya bilang saya suka dengan penampilannya, sampai-sampai saya merawat kumis saya agar terlihat seperti Kim Nam Gil (^^). Tak lama dari situ saya meminta untuk difotokan. Ternyata bukan saya saja yang meminta foto, So Young juga ingin difotokan dengan kameranya (^^). 

Kemudian saya bertukar e-mail dengan So Young agar nanti bisa di-tag di facebooknya. Setelah permintaan pertemanan So Young sudah saya kirim, Ye Won tiba-tiba ingin di-add juga. Ye Won agak susah dalam menekan keyboard di HP saya, kemudian saya bantu untuk menuliskannya. Terlalu lama menuliskannya, gerombolan IIWC sudah mulai jalan lagi untuk menjualkan produk tanaman bakau tersebut. Akhirnya seadanya saja saya mendapatkan e-mail Ye Won. Waktu di-add pun tidak bisa. Yah dalam hati sih nanti juga bisa saya kirimkan permintaan pertemanan melalui teman yang samanya si So Young.

Setelah hari itu, approve-approvean facebook terjadi. Kita chattingan langsung malam itu. Dia tanya kepada saya apakah tahu tentang Bali? Bukan dia yang mau ke Bali, tapi teman koreanya 1 lagi tapi lupa namanya siapa. Dia ternyata belum pulang ke Korea, masih melakukan voluntering di Semarang. Foto profilnya So Young saja belum dipasang, apakah orang-orang Bule baru membuat facebook setelah tahu Indonesia?

Selasa, 05 Februari 2013

Sistem by Aim

Banyak teman-teman saya yang sukses muda dan sudah mempunyai pekerjaan ataupun yang berwirausaha. Kali ini ada yang berbeda di luar dari kedua pencapaian tersebut. Bisa dibilang wirausaha, namun menurut saya sudah tidak ngetrend lagi di era sekarang. Saya bisa bilang begini karena saya sudah mengalaminya sendiri, dan yang saya dapatkan hanyalah manfaat sesaat saja dan tidak mereferensikan lagi ke teman saya. Tidak lain dan tidak bukan adalah bisnis MLM. Teman saya ini bernama Aim, dia ke luar dari UNDIP dan memfokuskan diri terhadap bisnis yang dijalaninya itu, terutama bisnis MLM yang terbaik di Indonesia yaitu DBS. Dan lihat, dia berhasil karena keyakinannya itu.

Minggu-minggu kemarin Aim mengajak saya gathering di KFC Pandanaran, sesuai dengan kesepakatan bersama melalui BBM. Saya pergi rencana mau dengan teman saya Kang Saef, karena tidak ada balasan, saya pun berangkat ke TKP sendirian.

Ketika sudah sampai KFC, saya langsung BBM Si Aim. Sudah ditunggu beberapa lama ternyata baru sadar BBM saya pending semua. Saya masuk pelan-pelan, melihat sekeliling situasi yang ada di lantai 1, saya mengingat-ingat mukanya Aim, karena sudah 3 tahun lamanya tidak bertemu, berharap bertatap muka segera.

Lantai 1 tidak ada, saya pun langsung menaiki tangga yang penuh dengan tagline-tagline KFC. Sesampainya di atas saya kembali melacak keberadaan Aim. Masih pangling juga dan agak putus asa mencarinya, saya duduk di situ sambil bermain HP BB saya. Akhirnya BBM saya terkirimkan ke Aim. Saya masih duduk di situ, karena di atas itu hanya terdapat kumpulan-kumpulan orang atau komunitas. Setelah beberapa detik, penantian pun berakhir, munculah sesosok orang gagah dengan potongan agak kemiliteran menghampiri saya dan menyambut saya dengan penuh aura kesuksesan, dialah Aim. Dia tidak sendirian, dia membawa teman SMA nya yang berasal dari Pati juga, namanya Enggar.

Kita di situ saling sharing, apa saja yang kita lakukan akhir-akhir ini, juga tentang passion. Bahkan saya cerita tentang PENCINTA WANITA pun Si Enggar tahu. Saya pun jadi tertarik mendengar antusiasnya, sampai-sampai dia mempunyai video-videonya juga. Sangat disayangkan ketika dia bilang bahwa kalau kita nanti kaya, perempuan apa saja bisa kita dapatkan. Saya tidak menyalahkan pendapat itu, namun saya hanya menambahkan "Oh.. iya karena perempuan itu butuh rasa aman", tapi ada yang lebih penting dari kekayaan atau uang atau jabatan, yaitu CINTA. Nyatanya master saya, Mas Reisal sudah mempunyai Mobil berkat usahanya namun ternyata itu tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan mental untuk menyayangi sesama, itu kembali kepada karakter Pria itu sendiri. Harta hanya sebagai nilai tambah value kita bahwa kita adalah Pria yang bertanggung jawab. Uang memang penting tapi bukan segalanya.

Hal yang saya prediksi ternyata terjadi juga. Di situ saya diprospek oleh Enggar, salah satu trainee-nya Aim. Saya mempersilakan saja untuk latihan presentasi produk DBS di hadapan saya. Dia masih terpaku dengan modul presentasi yang pernah saya lihat sekitar 3 tahun yang lalu. Samanya ya sistem mendapatkan keuntungannya, bonusnya, terus jabatannya. Setelah dibalik ke halaman berikutnya ternyata ada tambahan lagi produk DBS itu. Yang saya ingat ada 3 tambahan produk yang berharga Rp 250.000,- yaitu produk Habbazaitun (Obat yang dikeluarkan atau dipromosikan oleh AA Gym, yang konon bisa menyembuhkan semua penyakit kecuali maut, Insya Allah), kedua adalah layanan kartu telpon XL, menelpon gratis sesama selama 1 bulan penuh, dan terakhir Investasi BNI Syariah. Bagus-bagus sih, semua bisa didapat dengan harga segitu, sayangnya saya tetap teguh dengan pendirian saya sudah tidak percaya lagi dengan bisnis MLM, karena memang bukan passion saya. Misalnya saja ketika saya nantinya mendapat downline saya, saya pasti agak merasa risih.

Waktu Aim belajar bersama saya dan satu kelas dengan saya yaitu pelajaran bahasa Inggris, dia orangnya menurut saya tidak terlalu pintar dan seperti tidak ada harapan untuk sukses. Tapi kenyataanya berbeda, saya bisa melihat sendiri, dia sekarang bisa mempunyai banyak aset, dan invesasinya sudah dimana-mana. Itu hanya 1 kuncinya, dia bilang kepada saya waktu gathering dengannya yaitu, "Action Bro!". Terlalu banyak pikiran nantinya malah tidak melakukan apa-apa, dan hanya terdiam tidak berkembang. Selain itu Aim memberikan saya ilmu lagi yaitu bahwa semua orang yang berhasil itu pastinya memiliki sistem keuangan yang baik. Dari situ saya menggumam dalam pikiran "Benar juga ya Sistem Manajemen Keuangan".

Maksudnya adalah kita biasa diberi masukan-masukan tentang orang-orang inspirasi terkenal karena karakter dan kegigihannya tapi sebenarnya dibalik itu ada sesuatu yang agak realistis. Misalnya Top Ittipat, beliau bisa membuat Tao Kae Noi karena usaha kerasnya dalam mendapatkan modal yang cukup, semuanya sudah ter-planning, walau hutang tapi hutang itu hutang baik, bukan hutang jahat. Kalau hutang baik itu, kita bisa mendapatkan pendapatan dari situ, namun kalau hutang jahat adalah hanya menutupi hutang yang dulu, atau bahkan kita gunakan untuk hutang yang lainnya. Mulai dari sekarang pun saya juga ingin memiliki Sistem Keuangan saya sendiri yang sesuai dengan saya, tapi karena tidak ada mentor agak susah untuk memanagenya.

Setelah berbincang agak lama, saya diajak berkenalan dengan teman-teman yang lebih muda dari saya. Mereka adalah siswa-siswa kelas 12 dari SMA 9, kalau tidak salah. Di situ saya mengakrabkan diri dengan menanyakan hobi, passion, dan tujuan hidup. Setelah agak lama mengobrol, kita berhenti untuk membahas tentang bisnis apa ya yang sekiranya akan meledak di tahun 2014 nanti.

Saya jadi ingat stand up comedy yang dibawakan teman saya Tubagus tentang bisnis mengemis. Bisnis Ngemis tapi bukan sembarang bisnis ngemis, bisnis yang bisa kita franchise-kan, dan akan mendapatkan bonus jika sudah golongan emerald (jabatan di DBS).

Awalnya kita hanya diberi paket produk berupa gelas kosong dengan logo seperti Tong Ji, Teh Poci, Coca Cola, Milo, atau pun KFC. Sejalan dengan berkembangnya dan lihainya ngemis kita, kita nanti akan naik golongan dari silver, gold, dan paling tinggi adalah emerald. Tentunya ada keuntungan juga join di Bisnis Ngemis kita ini, kita akan diberikan pelatihan pengembangan diri, theater, dan musik ala kadarnya, jadi dengan begitu posisi emerald tidaklah hanya mimpi belaka, dan pasti mudah untuk diraih.

Dalam menjalankan bisnisnya kita sudah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar seperti CL, 21, Hotel Horison, Mcd, Tong Ji, apalagi KFC. Kita akan menempatkan posisi strategis kita misalnya di 21, posisi yang paling cocok ketika orang-orang sedang menikmati tontonan bioskopnya, karena ada 2 hal yang mereka dapatkan yaitu bersedekah secara langsung di tempat, dan misalnya pengemisnya sudah emerald, dia sudah memiliki produk yang lebih hebat dari yang silver, yaitu semir sepatu, jadi pelanggan akan mendapatkan layanan semir sepatu.

Hahaha coba kalau itu ada beneran yah, benar-benar asyik berteman dengan anak-anak SMA itu. Saya jadi jadi tidak enak dengan teman saya Aim, kesannya malah seperti menjelek-jelekkan ketika sudah berpangkat emerald itu, maaf ya tidaj maksud hati kok. Sampai bertemu lagi dengan saya, Ricky Raharjo dengan FR yang bermanfaat sekiranya untuk anda.(^^)