""'>

Selasa, 12 Februari 2013

AIESEC Invasion!

Hari Imlek yang lalu ditandai oleh kejadian besar di Semarang. Banyak bule atau relawan luar negeri berkeliaran sebelum hari tahun baru China ini. Saya waktu itu melihatnya ketika CFD, tidak hanya 1 negara atau 2 negara tapi banyak. Hal itu pun terjadi di Semawis, salah satu tempat Pecinan yang terkenal di Semarang dibanjiri banyak orang-orang luar negeri. Mereka merupakan orang-orang dari sebuah komunitas AIESEC.

Sebelum ke Semawis, saya sudah lihat dulu ada pengumuman di salah satu twitnya AIESEC bahwa akan ada acara di situ. Evi, teman saya dari SMA pun memberi saya kabar nanti ada penampilan seni tari dari bule yang menginap di rumahnya. Saya pun bergegas ketika mendengar kabar itu bersama rekan saya Yopi dan Dadink.

Setelah sampai di Semawis, banyak sekali populasi yang datang di situ. Saking banyaknya, mereka mencoba menghalangi kita untuk sampai ke tujuan kita, yaitu bertemu dengan bule-bule AIESEC. Kita bolak-balik belum menemukan stand mereka, namun kami sudah menemukan bule-bule yang berkeliaran di sekitar area tersebut.

Akhirnya kita menemukan stand mereka yang tidak jauh dari papan "Suara Hati" yang dibuat oleh Suara Merdeka. Di situ terlihat banyak yang menempelkan keinginan atau harapan dengan selembar kertas yang disediakan. Saya ingat waktu itu teman saya Septi, menempelkan sesuatu harapan dengan menggunakan kertas yang dia bawa sendiri, sehingga kertas itu agak besar dari yang lain. Di dalam kertas itu tertuliskan "Skripsi di ACC!". Agak lucu juga sih, saya hanya tepuk tangan dan sedikit nyengir atas keberaniannya.

Ketika sudah berada di stand AIESEC, kami hanya lewat dan melihatnya saja. Keadaan menjadi canggung atau awkward karena kita belum mencoba berkomunikasi dengan bule-bule di situ. Tapi naluri saya mempengaruhi saya untuk mencoba membuka komunikasi. Saya pun maju dan langsung mencoba berkenalan dengan wanita yang memakai baju biru khas China. Awalnya dia tidak open, atau masih tertutup, saya bilang "I want to meet you, what's your name?". Saya lupa namanya waktu itu, tapi dia malah bilang apakah kamu mau foto dalam bahasa inggris tentunya. Sempat berpikir jangan-jangan yang saya ajak bicara ini adalah orang Indonesia, dan saya ajak bicara pakai bahasa Inggris waktu itu!

Tapi ke-awkward-an itu agak menghilang ketika orang China yang lain menengahi pembicaraan. Dia kecil tapi lucu, namanya Jesi kalau tidak salah. Saya beri pertanyaan "Do you know Kai Wong from Digitalrev?". Dia ternyata tidak tahu, dia memang terkenalnya di Youtube sih (^^). Saya pun meminta kepada Jesi untuk berfoto bersama saya. Di situ sudah siap Yopi sebagai fotografernya, Dadink yang mengarahkan Jesi dan saya untuk bilang Nasi dalam hitungan ke satu. Tidak hanya sekali, diteruskan dengan pengarahan lagi untuk bilang Sego. Saya terangkan Jesi apa itu sego waktu itu.

Tidak lama dari situ, saya melihat Evi, akhirnya saya pun menemuinya. Tapi waktu itu dia sepertinya sibuk dengan bule-bulenya, makanya saya langsung kenalan orang-orang yang di dekatnya. Waktu itu saya langsung tanya nama, di stand saya kenal Tracie, dan di dekat Evi, ada 2 bule, namanya Kyoko dan Nadia. Waktu itu saya, Dadink, dan Yopi berkenalan. Ketika saya menjelaskan nama panjang saya, Kyoko mau mendengarkan saya dengan mendekatkan kuping ke mulut saya. Benar-benar sopan mereka itu, hingga ingin tahu nama saja sampai begitu. Beberapa menit kemudian, mereka pamitan karena sudah tutup dan si Kyoko sendiri sudah bilang "Tired", katanya si Dadink sih.

Awalnya saya takjub, kenapa banyak orang bule yang datang, jangan-jangan kita dijajah lagi ni! Ya akhir kata, mereka itu suka dengan negara kita yang murah senyumnya, keterbukaan orang-orang baru, makanan yang enak, lalu kenapa masih ada ya yang memuja negara lain padahal negeri ini itu sudah baik sekali, tinggal bagaimana cara mempertahankannya. Proud to be Indonesian! Sekian. (^^)

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar