""'>

Kamis, 30 Mei 2013

Baja Hitam Oh Baja Hitam....

Seperti yang saya bilang dulu, atau bisa baca artikel ASAM KEHIDUPAN, bahwa saya sangat menyukai, mengidolakan, pokoknya fans berat oleh sosok Baja Hitam. Bagi yang lahir tahun 90 pasti tahu sosok idola ini. Dia adalah sosok di mana waktu TK saya selalu menontonnya tiap sore (kalau tidak salah). Bahkan dulu masih ada tuh filmnya Baja Hitam dalam bentuk kaset video putar yang bentuknya kotak besar, terus ada tulisan judulnya di sisi sampingnya. Pernah dipinjamin sama bapak sih, kadang ga baja hitam juga, kadang dragon ball, atau film-film bioskop lainnya. Berikut penampakan kasetnya.

Sumber gambar : kaset video.

Sosok sebelum menjadi Baja Hitam itu adalah orang jepang yang tinggi dan berambut belah pinggir. Karena dulu saya asal lihat dan have fun aja, saya ga begitu memperhatikan itu buatan Jepang, setelah besar baru tahu sekarang. Dan setelah ngubek-ngubek google lagi, eeeh ternyata style rambut Kotaro Minami mirip dengan rambut saya!

Sumber gambar : Kotaro Minami.

Bandingkan dengan saya (rambutnya).

Ini saya ketika di acara Bunkasai UDINUS Semarang.

Saya sangat berterima kasih sekali untuk Baja Hitam, karenanya saya bisa mendapat pekerjaan sekarang ini. Loh kok bisa?! Iya bisa dong, waktu saya interview ditanya apa cita-cita atau apa mimpi kamu? Saya mengatakan saya ingin menjadi Baja Hitam, cita-cita yang ingin saya wujudkan waktu kecil, dan karena saya punya teman Jepang, saya akan ke Jepang sana kemudian mencari sesuatu yang berbau Baja Hitam.

Saya salut dengan Baja Hitam, karena menurut saya, dia adalah satu-satunya Kamen Rider yang membuat trendsetter bagi Kamen Riders lainnya. Loh kok bisa?! Iya, karena dia yang mempopulerkan kamen rider yang bisa berubah bentuk, bisa jadi Robo maupun Bio.

Sumber gambar : RX

Yang biru RX Bio, tengah RX Black (Baja Hitam), dan kuning RX Robo. Tidak hanya warna dan bentuk yang berubah, kemampuannya juga berbeda-beda. RX bio, bisa menjadi molekul-molekul seperti air gitu, RX Black, punya senjata pedang matahari (ini yang bikin saya tergila-gila), dan RX Robo, incerannya maut pastinya.

Haha jadi ingat-ingat masa kecil dulu, untung saya lahir tahun 1990 yah. Yah semoga era-era yang baru ini juga bisa mempertontonkan acara-acara yang lebih membahagiakan untuk anak-anak, dan semoga tidak dikatakan "Masa Kecil Kurang Bahagia" pada waktu besarnya nanti. Semoga yang melihat ini adalah crew TV Lokal di Indonesia, dan bisa memberikan respon positif untuk hal seperti ini. Sudah dulu yah, bye, HENSHIN / BERUBAH!!!

Rabu, 29 Mei 2013

Kekancing! / Kekunci!

Selama saya bekerja baru kali ini mendapat seperti dikerjain yang tidak disengaja. Kenapa?

Siang hari yang begitu sepi senyap di kantor membuat Pak Tri ingin bergerak. Karena kalau tidak, beliau bisa-bisa ketiduran karena saking tidak adanya pelanggan. Akhirnya saya disuruh oleh Pak Tri (Kepala Bagian) untuk menunggu di kantor hingga beliau selesai promo / sebar brosur, dan akan pulang jam 5 tepat.

Ya sudah saya tunggu sampai jam 5. Seperti biasa sebelum jam 5 persis, para karyawan sudah siap-siap pulang. Saya pun juga berkemas-kemas, namun tidak beranjak dari kursi bagian akunting. "Tak!", "Tak!", suara lampu dimatikan sudah mulai terdengar. Padamlah, gelaplah, dan ruangan akunting pun semakin menjadi hitam kelam. Namun saya tetap teguh untuk menunggu beliau balik ke kantor.

Di dalam ruangan saya mendengar suara rolling door sudah mulai tergerak dan tertutup. Saya resmi kekancing dalam kantor pusat. Saya panik, jalan satu-satunya saya sms Pak Tri yang berbunyi,"Pak, saya kekunci di dalam, bapak nanti balik, tolong bukakan pintunya ya.". Dengan ribuan segala kegalauan dan kesepian, Pak Tri membalas sms saya dengan berisikan tulisan "Ya.". Menelan ludah, namun saya yakin Pak Tri adalah orang yang paling tanggung jawab, karena beliau kepala bagian, beliau selalu pulang jam 5 tepat tidak kurang.

Dari kamar mandi yang terletak di pojokkan ruangan, terdengar suara kaki yang mendekat perlahan ke arahku. "Waaaaa!!!!", mata muter 360 derajat. Bukan bukan karena takut, karena teriak senang ternyata ada yang masih belum pulang. Saya tidak tahu namanya, tapi dia membukakan pintu belakang buat saya. Dan kemudian saya ke luar untuk menunggu Pak Tri di depan kantor. Kuncinya diserahkan kepada saya semuanya. Tidak lama kemudian Pak Tri dan 1 karyawannya datang. Kuncinya saya kasihkan dan saya boleh pulang.

Benar-benar kejadian yang horor bagi saya, untung tidak jadi uji nyali di situ. Kalau memang dipaksa ikutan dunia lain, pasti saya  bakal lari ketika bunyi gong dimulai!

Selasa, 21 Mei 2013

Briefing Pagi

Sebagai karyawan baru pastinya akan selalu menjadi perhatian bagi senior-senior. Seperti yang dialami saya dan Arini di pagi hari. Karena kita kesiangan kita tidak mengikuti briefing yang diadakan setiap jam 8 tepat. Waktu itu kami masuk pukul 08.15, dan kami dipanggil oleh orang-orang HRD untuk melakukan brieding sendiri.

Sebelum memulai briefing, Arini disuruh memakai sepatunya dulu. Sepatunya lucu, ada lempengan bulat seperti koin di ujungnya. Saya jadi nyeletuk, "Eh lucu itu sepatu merk Yamaha ya?". Karena bilang secara spontan semua pada tertawa, soalnya memang koin di sepatunya mirip dengan logo Yamaha. Saya ditunjuk untuk memimpin briefing itu, dengan diawali dengan doa bersama. Lalu menceritakan apa saja yang sudah dikerjakan, dan apakah ada kendala selama ini. Kemudian dilanjutkan dengan kata-kata motivasi, Masnya yang mirip teman saya Burhan, bilang, "Selesaikanlah yang harus dikerjakan tanpa menunda-nunda, kalau tidak diselesaikan akan berakibat galau.". Ini benar-benar menyindir saya, karena waktu masuk ke sini saya mengisi formulir tentang kegalauan.

Saya jadi tidak mau kalah memberi motivasi bahwa sebenarnya motivasi itu selain dari kata-kata, pengalaman sukses orang, atau filosofi, ada juga yang dari alam sekitar. Salah satunya adalah dari burung gereja yang berkicau di pagi hari. Ilmu ini saya dapatkan ketika Bang Nugie sedang manggung di Semarang. Seingat saya beliau bilang kepada ibunya waktu dulu, "Bu, kenapa aku ga denger suara burung gereja lagi?", Ibunya menjawab, "Itu karena bangun kamu kesiangan, makanya bangun pagi supaya kamu dapat dengar kicauan burung gereja lagi."

 Saya yang di belakang kanan Nugie, kayak penampakan #misscameracation

Jadi kalau mau dengar burung gereja berkicau, bangunlah pagi-pagi. Kalau tidak suka burung gereja masih banyak burung yang lain, di toko burung banyak. Makanya banyak yang melihara burung supaya bisa bangun pagi (mungkin). Saya melihat Mbak HRD nya dan Arini tertawa malu. Apa mungkin pikirannya sudah kemana-mana?

Setelah briefing, kami diizinkan kembali bekerja, untuk tidak terjadi apa-apa. HRD nya bilang ini juga demi kebaikan karyawan baru di sini.

Oh iya ini lagunya Nugie yang Burung Gereja, selamat menikmati. (^^)


Senin, 20 Mei 2013

Gaji Pertama

Tidak terasa waktu begitu cepat hingga sekarang sudah tanggal 20 Mei. Ini adalah tanggal yang sangat dinantikan bagi karyawan Harpindo Jaya. Yap, benar sekali, ini adalah hari gajian yang dilakukan tiap bulan sekali. Saya baru saja mengecek saldonya bertambah jadi Rp 820.000 yang berarti naik sekitar Rp 500.000 an, alhamdulillah. Karena masih baru, jadi gajinya juga setengah bulan, saya tabung dulu saja untuk jaga-jaga.

Hari ini pun tetap saya lalui dengan pekerjaan saya sebagai akuntan. Tanggal 20 Mei adalah tanggal di mana perusahaan harus melaporkan PPh ps. 21 dan PPh ps.25. Saya diajarin cara mengambil antrian, memilih kantor pajak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tidak terlalu sulit, tinggal duduk, serahkan laporan, lalu diberi kertas kuning yang nantinya digunakan untuk arsip perusahaan. Harus teliti juga saat pengisian data-data tanggal masa dan tanggal bayar, dan pemisahan pt atau cv yang saya pegang.

Saat saya sedang duduk menunggu, saya isi dengan membaca solawat, berkali-kali. Saya yakin akan memberikan keberuntungan, atau akan terjadi sesuatu yang baik dan tidak disangka-sangka yang didatangkan langsung oleh Allah SWT. Dan benar, saya di situ bertemu dengan 2 kawan lama saya, 1 nya Poncol, dan 1 nya Ade, mereka adalah lulusan jurusan D3 Perpajakan FEUNDIP. Berbeda jurusan namun kami saling mengenal. Kita berbisik-bisik tanya kabar di kursi yang letaknya dipisahkan 1 kursi lagi, karena di situ tempatnya dipadati oleh para pelapor pajak.

Saya sempat terlewatkan nomor antriannya, karena waktu itu saya sedang melapor di kantor pajak yang berada di dekat kantor pajak yang ini. Saya langsung saja bilang kepada ibunya, dan syukurlah diperbolehkan langsung mendapat giliran. Baik banget, soalnya waktu saya sedang dilayani, saya mendengar sebelah yang telat tidak diperbolehkan mendapat layanan, dan harus mengambil nomor antrian lagi.

Balik lagi ke gaji, ngomong-ngomong soal gaji, saya jadi teringat rekan kerja saya namanya Arini. Dia juga orang baru sama seperti saya, namun agak lebih lama 1 minggu. Walaupun suaranya kecil sekali, namun kadang mengeluarkan ilmu-ilmu cukup berguna. Sambil menunggu Mas Malik, saya ngobrol-ngobrol dengannya tentang kerja di Harpindo Jaya ini. Menurutnya, sistem yang digunakan belum terlalu canggih masih manual dengan excel, dia jadi tidak terlalu banyak mengaplikasikan ilmu dari jurusan komputer akuntansinya di situ. Coba pakai program, seperti accurate, myob pikirnya, mungkin akan mengurangi salah input data dalam laporan keuangan, kalau begini sih anak sd juga bisa. Sebenarnya saya sendiri sadar, kalau yang namanya pendidikan itu hanyalah formalitas belaka ketika saya sudah merasakan dunia kerja itu ternyata seperti ini.

Jadi apapun jurusan kamu, janganlah takut melangkah, kalau kamu takut, habislah sudah masa depanmu, kamu harus keluar dulu dari zona nyaman. Jangan peduli setan yang bilang ke telinga kamu, bahwa saya salah jurusan. Trik-trik wawancara yang dibeberkan di google, baca dan ambil saja yang bagus-bagus. Cobalah kerja dan rasakan. Masalah gaji berapa, sebenarnya saya jadi mendapat prinsip dari Arini, bahwa apakah uang yang kita keluarkan selama pendidikan sesuai dengan gaji yang sekarang.

Pengalaman 1 tahun, 2 tahun, yang terpampang dalam perusahaan yang sedang mencari kerja hanyalah wacana, kalau memang kamu S1 dan melamar S1 tapi masih fresh graduate, tidak usah malu untuk mendaftar, segeralah lebih sukses dari saya. Semoga artikel ini bermanfaat!

Jumat, 17 Mei 2013

Delapan ke Lima ( 8 to 5 )

Wah sudah lama sekali ya tidak update blog.... Wait! Kadang saya merasa tulisan-tulisan saya seperti kata-kata asing (luar negeri) yang diterjemahkan menjadi bahasa Indonesia, atau mungkin perasaan saya saja. Well, saya sedang menghadapi masa-masa transisi dari pengangguran yang menjadi karyawan normal sebagai akuntan. Akhirnya ada sesuatu yang bisa jawab kebanyakan teman sepantaran saya, seperti "Sekarang kerja di mana?".

Saya melamar di Harpindo, tapi saya ditempatkan di kantor lain, yaitu di Siliwangi. Harpindo walau hanya cuma 3 hari di situ saya kenal dan cepat membaur dengan orang-orang bagian akuntansinya. Biasanya saya melihat-lihat dulu dari muka-muka orang baru, karena dari muka biasanya sudah kelihatan sifat yang akan terjadi jika bertemu dengan bentuk muka yang kita miliki. Pernahkah merasa seperti itu? Dalam benak, banyak sekali ya muka-muka yang pernah saya temui sebelumnnya di perusahaan ini. Dari HRD, saya menemui muka yang mirip teman saya Burhan, tapi dalam versi kekar, sang venus master (seorang yang mempelajari sifat seorang wanita), dan seperti adiknya Yopi, Lute tapi dalam versi tua dan tingginya, sudah ketahuan dari logatnya sama dengan teman saya, sudah ketahuan akan seperti apa ke depannya jika saya berteman dengan mereka.

Di bagian akuntansi, ada lagi yang mirip namanya Egy, mukanya agak sama dengan teman saya Alan, dan kita mudah bergaul karenanya. Ada 1 lagi, orang baru namanya Arini, dia mirip dengan teman SMP saya yang dulu pernah membuat acara reunian di mana saya dan dia menjadi ketua panitianya. Jadi karena itulah saya mudah membaur. Namun disayangkan saya harus ditempatkan di perusahaan Harapan Cipta, perusahaan yang masih satu keluarga dengan Harpindo.

Selama bekerja di Harapan Cipta, saya menyukai tempat kerjanya, ber-ac, tapi saya sendirian, jadi saya adalah akuntan satu-satunya di perusahaan itu. Selama Delapan ke Lima, atau dengan kata lain masuk kerja jam Delapan pagi dan pulang jam Lima sore, saya sudah lumayan bisa melihat sebagian besar tugas sebagai akunting di sini. Mungkin untuk menghemat pengeluaran gaji, akuntan di situ merangkap mengerjakan perpajakkan juga.

Alhamdulillah saya sudah bisa menginput Penjualan, Pembelian, Kas Besar, dan membuat Faktur Pajak. Bahkan karena itu saya bisa berkoordinasi dan berkomunikasi dari semua pihak karyawan di situ. Para karyawannya walau sudah tua-tua, mereka baik-baik, bosnya juga menyukai humor. Pernah, meja bosnya sedang dalam keadaan berantakan, dengan santainya dia bilang "Ya biar kelihatan kerja,", yah ini yang menjadi poin plus saya betah di sini.

Salah-salah di awal, takut kehilangan data, takut ngeprint, takut salah angka, takut input, itu sudah saya lalui semua, lalu apa tantangan selanjutnya, tetap ikuti on the way raharjo episode selanjutnya, jeng-jeng-jeng.

Intinya semua itu saya lakukan agar saya terbiasa dari saya langsung praktek dengan pekerjaan itu. Walaupun saya sering dimarahi oleh Mas Malik, saya terima itu semua, demi kebaikan kita, demi kebaikan mas Malik, saya, dan perusahaan untuk ke depannya. Fight!

Kamis, 09 Mei 2013

"LILY"


Namanya Lily. Nama itu menyebar dan terkenal di kota Foresia. Dahulu kala, ada salah seorang laki-laki ditemukan dengan keadaan pingsan di antara 2 pohon besar pada pagi hari. Untungnya laki-laki itu siuman, kemudian dia menceritakan kejadian malam yang mengerikan itu. Biasanya banyak yang meninggal ketika orang bertemu dengan sosok Lily itu. Banyaknya rumor tentang Lily, membuat media menceritakan Lily dengan beragam versi.

Kabar itu ternyata juga terdengar oleh sebagian kecil orang yang tinggal di kota Ermendes. Cerita mitos itu menghinggapi pikiran seorang laki-laki penulis novel terkenal yang tinggal di situ bernama Andre. Dia adalah laki-laki berkulit putih, berambut hitam lurus, belah kanan, bermata biru yang terobsesi dengan kata-kata “Bagaimana Jika”. Hingga cerita itu sampai di telinganya, Andre sedang mendapatkan hambatan dalam menulis atau biasa disebut dengan writer block.

Saat dia akan menulis cerita baru lagi untuk bukunya, nama Lily itu terus memenuhi pikiran-pikirannya, semakin banyaknya nama itu muncul, dia bergumam sendiri seperti orang gila, “Lily, Lily, Lily…. Hehehe, Lily, di mana kau, seperti apa dirimu”. Tak tahan akan menuliskan apa, dia menusukkan pena dalam-dalam ke kertas kosong yang akan ditulisnya, kemudian dia menarik keras kertas itu hingga sobek. “Lily oh lily, bagaimana jika aku menemukanmu nanti?”, ujarnya sambil melihat bintang-bintang dari jendela kamarnya.

Pagi-pagi sekali Andre sudah menyiapkan ransel beserta isinya, untuk pergi ke kota Foresia dalam waktu 3 hari 3 malam saja. Dia mengharapkan dengan hanya waktu sebentar itu sudah mendapatkan informasi yang diinginkan, dan menuliskan ceritanya ke dalam novelnya sebelum deadline menanti.

Ketika matahari sudah tepat di atas kepala Andre, dia pergi ke sebuah hotel untuk menginap dan melepaskan lelahnya. Setelah mencuci muka dan berganti pakaian santai, dia merasa lapar, dan kemudian turun dengan menggunakan tangga menuju ke restoran hotel tersebut. Andre merasakan ada sesuatu yang ganjil saat akan memakan sup ayam yang mendidih. Keanehan terjadi ketika dia mencium asap-asap dari sup itu.

Sup ayam itu tidak memiliki bau sama sekali. Andre pun bertanya kepada pelayan tersebut, “Ini, kenapa tidak ada bau sedapnya?”. “Oh itu karena di kota ini rentan banyaknya kejadian aneh, jika bau itu sampai menusuk hidung maka akan mendapatkan kesialan, salah satu yang paling mengerikan adalah....”. “Apa?!”, seru Andre yang semakin penasaran. Lalu sang pelayan itu berbisik ke telinga Andre, “Bertemu Lily....”. Pelayan itu langsung buru-buru kembali berkeliling. Andre yang mendengar itu langsung gemetaran, sendok untuk memakan sup pun jatuh ke lantai karena tangannya menjadi kaku. Bukan karena takut melainkan senang, bahkan dia tersenyum dan berkata dalam hati, “Mudah sekali ya menemukanmu, Lily.... heheheh!”.

Malam harinya dengan berbekal informasi yang cukup, Andre pergi ke tempat yang dimaksud. Banyak rumor bahwa Lily sering muncul di antara 2 pohon besar, tepatnya di dalam taman bunga Monic. Sebelum memasuki taman itu, dia menyemprotkan parfum yang sangat menyengat, agar nanti mudah untuk memunculkan Lily. Lalu dia berjalan menuju ke tengah-tengah kedua pohon besar itu.

Tiba-tiba hembusan angin yang sangat kuat mengelilingi Andre. Badannya seperti ditarik oleh kedua pohon besar itu, dia mencoba melawan kekuatan angin itu dengan menancapkan pena ke bumi yang ada di sakunya untuk bertahan. Namun sia-sia angin dari arah atas pun juga berhembus ke bawah, menjatuhkan badan Andre ke bumi. Lalu muncul semerbak wangi menusuk ke dalam lubang hidung Andre. Matanya berkunang-kunang tidak fokus. Dalam keadaan itu Andre melihat sosok gadis yang sangat manis dan cantik.

Gadis itu bergaun putih, berambut hitam sebahu, dan berkulit putih. Gadis itu berjalan mendekatinya. “Kau, Lily….?”, tanya Andre dengan keadaan setengah takjub. “Ya, apakah kau mencariku? Parfumnya bikin pusing by the way, hihi”, balas Lily dengan riang gembira. Aroma wangi itu semakin kuat di hidung Andre. Wangi itu menyebabkan tubuh Andre bergairah. Dalam pikiran Andre muncul pikiran-pikiran untuk mencumbui Lily. Setelah Andre berpikir lagi, dia tahu jika dia mencumbui Lily makan akan timbul wangi yang bisa menyesakkan paru-parunya dan meninggal, seperti orang yang kelebihan dosis atau overdosis.

Hal seperti itu tidak diinginkan Andre, karena dia sudah berjanji dalam dirinya untuk membukukan cerita ini dalam novelnya nanti. Dia mencoba melawan pikiran-pikiran negatif itu dengan mengalihkan pikirannya ke sesuatu yang lain. Andre melawannya dengan menusukkan mata pena ke paha kanan bagian atas agar dia hanya memikirkan sakitnya itu dan agar tidak bisa berjalan menghampiri Lily.

Lily terus di situ memperhatikan Andre yang sedang merasa kesakitan. Sudah beberapa menit berlalu hingga pada akhirnya Andre tidak kuat lagi menahan keluarnya darah dari pahanya itu, lalu dia koma atau tidak sadarkan diri. Lily bergumam dalam hati. “Dia beda, beda dari orang yang biasa mau mencoba mencumbuiku, kasihan sekali dia….”.

Karena alasan itu, Lily mencium bibir Andre. Ciuman itu mempunyai kekuatan khusus yang hanya dimiliki Lily. Ajaibnya Andre terbangun sehat seperti tidak terjadi apa-apa. “Lily, kenapa kau membiarkan aku hidup?”, tanya Andre bingung. “Sudah lupakan…., anggap itu hanya mimpimu saja, hihi”, jawab Lily riang gembira. “Kenapa kau tidak wangi lagi?”, tanya Andre. “Aku telah menggunakan satu-satunya intisari yang dapat digunakan untuk menyembuhkan orang dari kematian makanya sekarang aku tidak wangi lagi, sekarang kau memiliki harum sepertiku dulu”, jelas Lily. “Kenapa kau menggunakan aroma yang dapat meningkatkan gairah bercintaku? Jangan bilang karena kau sering kesepian ya dulu, hahaha!”, goda Andre. “Ada-ada saja, kadang aku berpikir siapa yang setan ketika orang itu tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya, tapi sekarang aku bisa melihat manusia sejati seperti dirimu, hihi”, puji Lily. Malam berlalu dengan obrolan-obrolan hangat.

Ada perasaan “Love at first sight” di antara mereka berdua. Sebelum fajar tiba, Lily pun pamitan dengan Andre, dia menghilang ketika matahari muncul di antara gunung-gunung yang menjulang. Tidak sampai 3 hari. Andre pun sudah mendapatkan cerita yang menakjubkan. Dia pulang menuju ke kota Ermendes, dengan membawa banyak bahan yang bisa dituliskan ke dalam novelnya yang berjudul “Lily”.

Naskah novel “Lily” sudah siap untuk diberikan kepada penerbit terkemuka di kota Ermendes yang bernama “Smile Media”. Novel pun diterbitkan dan laku keras pada hari pertama. Ada 500.000 copy yang sudah terjual di kota Ermendes.

Sebenarnya yang membuat novel “Lily” terkenal bukan hanya karena ceritanya, namun berita dibalik penerbitan novel itu sendiri terjadi tidak wajar. Karena waktu itu editornya menemukan bau-bau yang sangat wangi hingga wanginya itu membuat sesak nafas dan meninggal ketika sedang membuka halaman pertama. Hal itu membuat Andre dipenjara selama 5 tahun. Di dalam sel penjara dia menggunakan pakaian seperti astronot, agar wanginya itu tidak menyebar. Setiap malam dia selalu menyebut nama Lily, tapi ironisnya Lily hanya bisa dipanggil dengan menggunakan wangi yang menyengat, sedangkan Andre sendiri harus menunggu 5 tahun lagi agar dia bisa menggunakan wangi dari Lily tersebut untuk memanggil Lily.

Setelah Andre keluar dari penjara dia menjadi terkenal karena dia berjasa memberikan keamanan kepada kota Foresia. Kota itu kembali normal, apa saja sekarang bisa dicium dengan indera penciuman. Sekarang pun Lily menjadi icon kota Foresia. Taman Monica yang dulunya seram dan menakutkan sekarang menjadi tempat wisata para traveler dari berbagai kota, bahkan Negara. Kadang ada sebagian kecil orang yang beruntung bisa melihat langsung Andre dan Lily di dekat kedua pohon besar itu pada malam-malam tertentu.



- END –


By : Ricky Raharjo

Rabu, 01 Mei 2013

Hari Kedua Bekerja Sebagai Akunting

Saya baru sadar kalau saya menulis dengan begitu membosankan di postingan terakhir saya. Sepertinya saya akan melebihkan cerita yang mengena di hati dari satu hari itu. Maklum saya hanyalah blogger bukan jurnalis, atau wartawan yang mencoba meliput sebuah berita, makanya saya menggunakan kalimat saya seadanya, tapi saya pastikan isinya bermakna.

Hari ini adalah hari dimana sibuk-sibuknya bagian akuntansi di kantor Harpindo Jaya. Banyak karyawan yang sibuk dengan laporan rekapan tahunan yang selalu dikerjakan pada akhir bulan April. Kerjaan yang saya kira sudah selesai waktu kemarin ternyata belum selesai dan belum dikirim ke Pos Indonesia.

Hari itu Egi tidak membawa laptopnya, ternyata laptopnya milik orang tuanya, dan sedang digunakan untuk bekerja, sehingga tidak jadi mengcopy koleksi film yang ada dalam kaset bakaran dvd saya. Sayang sekali ya, padahal saya sudah membawa 1 kantong plastik penuh dengan isian sekitar 16 an  kaset dvd, tiap dvd minimal ada 4 film.

Saya memang penggemar berat film, khususnya saya suka film pencurian, karena ada sesuatu dibalik film pencurian itu. Saya tidak mungkin jadi pencuri, karena itu perbuatan dosa. Saya menyukai film yang ceritanya cerdas, tidak terduga-duga, dan keren (pakaian, tingkah laku, dan cara bernegosiasi). Bahkan saya ingin anda menonton apa yang saya tonton, merasakan apa yang saya rasa ketika menonton genre pencurian itu. Kalian bisa mengunjungi situs review film pencurian di blog saya yaitu Heist Movie Review. Kok malah jadi promosi, maaf.


Salah satu hal yang melegakan adalah ketika laporan sudah dikirimkan di Pos Indonesia dan Kantor Pajak. Waktu itu saya disuruh Malik untuk mengirimkan laporan keuangan perusahaan yang ada di Sukoharjo. Antrinya yang ada di kantor pos itu tidak beraturan, tidak ada tulisan antri, tidak ada line atau garis antri, jadi saya bingung. Ketika saya mau maju kok malah ada yang mendahului saya. Karena ibu-ibu saya biarkan, lagian juga 1. Waktu sudah sampai depan ibu-ibu yang melayani pengiriman bilang kepada saya, "Mas, kalau mau antri itu ditumpuk saja amplopnya". Dalam hati pastinya saya kesal, kenapa tidak dari tadi bilangnya, dan memang benar yang lain ternyata juga tidak tahu, saya kira cuma saya yang tidak tahu.

Saya mendapat posisi kedua setelah ibu-ibu yang mendahului saya. Setelah ditunggu ternyata ibu-ibu yang mendahului saya mengirimkan banyak surat sepertinya sekitar 12 buah. Sebelas menit kemudian saya baru bisa berkomunikasi dengan staf counternya. Saya meminta itu distaples, kena Rp 7.000,- karena ada cd nya atau jasa staplesnya, saya tidak tahu pasti. Walaupun saya bilang kirim biasa tetap saja memakai kilat khusus, saya kira saya salah ternyata memang begitu, lalu saya serahkan struknya kepada Malik, mungkin itu pekerjaan awal saya yang baru saya rasakan sebagai staf akunting di Perusahaan ini.

Saya kira kalau sudah jam 5 pulang, ya memang pulang pada bagian lain namun bagian akuntansi tidak. Saya bertahan di situ, Arini karena rumahnya jauh disuruh pulang dulu oleh Pak Ifan. Dengan kemampuan seadanya saya membantu seadanya, seperti memegangkan sesuatu. Mereka sibuk sekali, apakah saya akan sesibuk mereka, apakah akuntansi bisa dibuat tidak lembur seperti ini? Lembur kerja adalah hal yang lumrah untuk bagian akuntansi pada perusahaan manapun.

Saya masih galau, apa benar saya bahagia? Hari itu saya seperti benalu. Sebenarnya benalu itu bukan parasit, dia mendapatkan makanannya dari udara dan air hujan. Kutipan itu dari film Adaptation yang dibintangi Nicolas Cage. Jadi memang bukan mengganggu melainkan hanya ikut-ikutan tanpa tahu arti, popok bawang kalau bahasa orang sini (Jawa).

Semoga saya tetap melihat ke depan, dan mencoba untuk tersenyum, walau terkadang sekarang senyuman saya memiliki arti berbeda-beda dan maknanya. Seperti kata HRDnya bilang "Semangat!". Terima kasih atas ucapannya. Semangat buat kalian yang membaca ini juga. (^^)