Saya melamar di Harpindo, tapi saya ditempatkan di kantor lain, yaitu di Siliwangi. Harpindo walau hanya cuma 3 hari di situ saya kenal dan cepat membaur dengan orang-orang bagian akuntansinya. Biasanya saya melihat-lihat dulu dari muka-muka orang baru, karena dari muka biasanya sudah kelihatan sifat yang akan terjadi jika bertemu dengan bentuk muka yang kita miliki. Pernahkah merasa seperti itu? Dalam benak, banyak sekali ya muka-muka yang pernah saya temui sebelumnnya di perusahaan ini. Dari HRD, saya menemui muka yang mirip teman saya Burhan, tapi dalam versi kekar, sang venus master (seorang yang mempelajari sifat seorang wanita), dan seperti adiknya Yopi, Lute tapi dalam versi tua dan tingginya, sudah ketahuan dari logatnya sama dengan teman saya, sudah ketahuan akan seperti apa ke depannya jika saya berteman dengan mereka.
Di bagian akuntansi, ada lagi yang mirip namanya Egy, mukanya agak sama dengan teman saya Alan, dan kita mudah bergaul karenanya. Ada 1 lagi, orang baru namanya Arini, dia mirip dengan teman SMP saya yang dulu pernah membuat acara reunian di mana saya dan dia menjadi ketua panitianya. Jadi karena itulah saya mudah membaur. Namun disayangkan saya harus ditempatkan di perusahaan Harapan Cipta, perusahaan yang masih satu keluarga dengan Harpindo.
Selama bekerja di Harapan Cipta, saya menyukai tempat kerjanya, ber-ac, tapi saya sendirian, jadi saya adalah akuntan satu-satunya di perusahaan itu. Selama Delapan ke Lima, atau dengan kata lain masuk kerja jam Delapan pagi dan pulang jam Lima sore, saya sudah lumayan bisa melihat sebagian besar tugas sebagai akunting di sini. Mungkin untuk menghemat pengeluaran gaji, akuntan di situ merangkap mengerjakan perpajakkan juga.
Alhamdulillah saya sudah bisa menginput Penjualan, Pembelian, Kas Besar, dan membuat Faktur Pajak. Bahkan karena itu saya bisa berkoordinasi dan berkomunikasi dari semua pihak karyawan di situ. Para karyawannya walau sudah tua-tua, mereka baik-baik, bosnya juga menyukai humor. Pernah, meja bosnya sedang dalam keadaan berantakan, dengan santainya dia bilang "Ya biar kelihatan kerja,", yah ini yang menjadi poin plus saya betah di sini.
Salah-salah di awal, takut kehilangan data, takut ngeprint, takut salah angka, takut input, itu sudah saya lalui semua, lalu apa tantangan selanjutnya, tetap ikuti on the way raharjo episode selanjutnya, jeng-jeng-jeng.
Intinya semua itu saya lakukan agar saya terbiasa dari saya langsung praktek dengan pekerjaan itu. Walaupun saya sering dimarahi oleh Mas Malik, saya terima itu semua, demi kebaikan kita, demi kebaikan mas Malik, saya, dan perusahaan untuk ke depannya. Fight!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar