Hari ini pun tetap saya lalui dengan pekerjaan saya sebagai akuntan. Tanggal 20 Mei adalah tanggal di mana perusahaan harus melaporkan PPh ps. 21 dan PPh ps.25. Saya diajarin cara mengambil antrian, memilih kantor pajak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tidak terlalu sulit, tinggal duduk, serahkan laporan, lalu diberi kertas kuning yang nantinya digunakan untuk arsip perusahaan. Harus teliti juga saat pengisian data-data tanggal masa dan tanggal bayar, dan pemisahan pt atau cv yang saya pegang.
Saat saya sedang duduk menunggu, saya isi dengan membaca solawat, berkali-kali. Saya yakin akan memberikan keberuntungan, atau akan terjadi sesuatu yang baik dan tidak disangka-sangka yang didatangkan langsung oleh Allah SWT. Dan benar, saya di situ bertemu dengan 2 kawan lama saya, 1 nya Poncol, dan 1 nya Ade, mereka adalah lulusan jurusan D3 Perpajakan FEUNDIP. Berbeda jurusan namun kami saling mengenal. Kita berbisik-bisik tanya kabar di kursi yang letaknya dipisahkan 1 kursi lagi, karena di situ tempatnya dipadati oleh para pelapor pajak.
Saya sempat terlewatkan nomor antriannya, karena waktu itu saya sedang melapor di kantor pajak yang berada di dekat kantor pajak yang ini. Saya langsung saja bilang kepada ibunya, dan syukurlah diperbolehkan langsung mendapat giliran. Baik banget, soalnya waktu saya sedang dilayani, saya mendengar sebelah yang telat tidak diperbolehkan mendapat layanan, dan harus mengambil nomor antrian lagi.
Balik lagi ke gaji, ngomong-ngomong soal gaji, saya jadi teringat rekan kerja saya namanya Arini. Dia juga orang baru sama seperti saya, namun agak lebih lama 1 minggu. Walaupun suaranya kecil sekali, namun kadang mengeluarkan ilmu-ilmu cukup berguna. Sambil menunggu Mas Malik, saya ngobrol-ngobrol dengannya tentang kerja di Harpindo Jaya ini. Menurutnya, sistem yang digunakan belum terlalu canggih masih manual dengan excel, dia jadi tidak terlalu banyak mengaplikasikan ilmu dari jurusan komputer akuntansinya di situ. Coba pakai program, seperti accurate, myob pikirnya, mungkin akan mengurangi salah input data dalam laporan keuangan, kalau begini sih anak sd juga bisa. Sebenarnya saya sendiri sadar, kalau yang namanya pendidikan itu hanyalah formalitas belaka ketika saya sudah merasakan dunia kerja itu ternyata seperti ini.
Jadi apapun jurusan kamu, janganlah takut melangkah, kalau kamu takut, habislah sudah masa depanmu, kamu harus keluar dulu dari zona nyaman. Jangan peduli setan yang bilang ke telinga kamu, bahwa saya salah jurusan. Trik-trik wawancara yang dibeberkan di google, baca dan ambil saja yang bagus-bagus. Cobalah kerja dan rasakan. Masalah gaji berapa, sebenarnya saya jadi mendapat prinsip dari Arini, bahwa apakah uang yang kita keluarkan selama pendidikan sesuai dengan gaji yang sekarang.
Pengalaman 1 tahun, 2 tahun, yang terpampang dalam perusahaan yang sedang mencari kerja hanyalah wacana, kalau memang kamu S1 dan melamar S1 tapi masih fresh graduate, tidak usah malu untuk mendaftar, segeralah lebih sukses dari saya. Semoga artikel ini bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar