""'>

Kamis, 10 Januari 2013

ASAM KEHIDUPAN

Selamat malam para follower saya, senang sekali dapat berjumpa lagi dengan saya Ricky Raharjo. Malam ini saya akan share cerita yang saya buat ketika masih duduk di bangku kuliah saya. Waktu itu saya kebagian mendapat tugas presentasi, yaitu membuat cerita dengan paragraf rata kanan dan rata kiri. Silakan menikmati. (^^)


ASAM KEHIDUPAN

Dahulu kala, saat aku masih di bangku TK dan setinggi motor bebek. Pada waktu itu rambutku masih lurus dengan style ponian ala changcuters. Sampai sekarang aku tidak tahu kenapa rambutku bisa jadi ikal, mungkin kebanyakan mikir kok aku jomblo terus, kali ya. Jomblo bukan berarti tidak bahagia dengan pacar, lihatlah di sekelilingmu masih ada banyak orang yang masih sayang kepadamu. Dan orang itu yang dapat membuat hari-harimu menjadi lebih berwarna dan melupakan pahitnya kehidupan dan menjadikan manisnya kehidupan. Ketika aku masih anak-anak aku mempunyai seseorang yang dapat membuat hari-hariku lebih berarti, dan orang itu adalah kakekku.

Kakekku adalah seorang yang pernah merasakan pahitnya hidup di saat Indonesia sedang terjajah. Bagiku beliau adalah seorang pahlawan yang siap membela tanah air. Itu terbukti saat aku akan berangkat sekolah kakekku selalu sudah siap di luar rumah untuk mengantarkan aku sekolah, beliau selalu menghormati aku layaknya seperti hormat pada waktu bendera merah putih dikibarkan. Apa boleh buat aku juga balas dengan hormat agar kakekku menurunkan tangannya, kalau tidak kakekku tidak akan berhenti menghormati aku. Aku diperlakukan seperti bos kecil oleh kakekku, seperti saat aku naik sepeda roda tiga didorong dari belakang olehnya, menunggu aku sekolah hingga pulang sekolah, tapi semua itu dilakukan kakekku dengan penuh rasa senang tanpa rasa lelah sedikit pun.

Saat aku kecil aku pernah dikucilkan oleh teman-teman TK ku. Selalu diolok-olok, dijahilin, dijewer oleh ibu guru karena aku hampir memukul temanku yang nakal itu. Dari situ aku sudah tidak niat sekolah lagi, aku bermain sendirian di taman bermain supaya hilang rasa penatku. Ada ayunan, aku ayunkan sendiri lalu kududuki sendiri, terus aku main jungkat-jungkit dengan cara meringankan dan memberatkan badanku sendiri, semua permainan aku mainkan sendiri. Beberapa menit kemudian aku dihampiri oleh kakekku. Saat itu aku ditanya apa cita-citaku, aku menjawab dengan muka cemberut kalau aku akan menjadi Baja Hitam. Aku menjawab seperti itu karena Baja Hitam kan tidak sekolah dan tugasnya cuma berubah terus nyelametin orang. Kakekku mendengar jawabanku dengan senyuman, dan berkata kau pasti bisa seperti Baja Hitam kalau kau tidak menyerah untuk sekolah.


Kemudian kakekku mengajak pergi dari TK ku yang memuakkan itu ke sebuah kampus sekolah dasar. Di situ banyak anak-anak SD yang masih jajan.di luar sekolah. Disitu pula kakekku mengajari suatu kesenian musik. Dengan cara tangan kanan dimasukkan ke dalam ketiak sebelah kiri, lalu digerakkanlah lengan kiri kakek sehingga menimbulkan suara yang khas dari ketiak kakek. Lalu aku mencoba memainkan musik khas itu, dan ternyata suara yang aku hasilkan kurang merdu dibanding suara yang dihasilkan kakekku. Kemudian aku mendengar suara khas seperti itu juga tapi bukan suara khas dari kakekku. Ternyata anak-anak SD yang lagi jajan di luar sekolah tadi ikut mencobanya untuk menyaingi suara khas kakekku. Saat itulah aku melihat kejadian yang jarang sekali terjadi dalam hidupku, yaitu aku melihat parade suara ketiak yang dipandu oleh kakekku.

Setelah parade selesai, ternyata kakek tidak hanya mengajarkan aku 1 kesenian musik saja. Pelajaran yang kedua yaitu tangan kanan dan kiri di genggam seperti posisi saat main voli, lalu ditiup hingga menyerupai suara burung perkutut. Lalu aku mencoba apa yang kakek lakukan, tapi kok tidak mengeluarkan suara, yang ada malah mengeluarkan percikan keringat berbau ketiak yang tidak berdeodorant. Aku mencium bau itu dan kepalaku agak lemas dan pusing, tapi untungnya belum pingsan. Kakekku menghentikan musiknya karena melihat keadaanku yang lemah. Kemudian kakekku mengusap-usap tangan dan menempelkan kedua tangannya ke dahiku. Kata kakekku sih bisa mengobati dengan aura positif yang timbul dari gesekkan kedua tangannya.

Walaupun tangan kakek bau, aku tetap senang diobati dengan cara begitu. Dan beliau berkata bahwa kamu harus menerima pahit, manis, dan asam kehidupan agar kamu mampu menghadapi kehidupan dengan ikhlas. Aku bertanya kenapa ada asam kehidupan juga. Kakekku menjawab dengan menunjukkan ketiaknya dan berkata inilah asam kehidupan itu nak.

Hingga akhir waktu, kakekku sudah banyak mengajari aku tentang arti kehidupan. Yaitu akan dikenang sebagai apa kita di akhir hayat nanti. Beliau adalah pribadi yang mengajarkan aku seberapa pentingnya menghargai dan menyayangi orang lain dengan rasa tulus ikhlas, tanpa membeda-bedakan suku, ras, dan agama. Mungkin kedamaian di dunialah yang diinginkan kakekku.

Aku bersyukur sekali pernah mempunyai kakek yang berarti dalam hidupku, dan sampai sekarang aku tidak bisa melupakan kakek. Aku hanya bisa berdoa semoga kakek diterima di sisi-Nya.


Ricky Raharjo
C0C008137


Source dari blog yang lama :
http://rikitujojo.blogspot.com/2009/06/asam-kehidupan.html

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar