""'>

Jumat, 11 Januari 2013

Lilin by Kang Saef

Seperti biasa jika kita berurusan dengan cinta dan ada masalah yang terjadi, pasti kita akan galau. Hal itu terjadi pada sahabat saya Kang Saef. Dia dicampakkan dari ceweknya yang ada di luar kota. Saya tidak tahu persis namun pada saat itu Septi juga melihat kejadian itu.

Kegalauan Kang Saef tidak bisa dibendung lagi, dia tidak terkontrol, tapi untungnya tidak memakan korban jiwa. Dia hanya makan makanan yang disajikan oleh Septi ketika dia bertamu di rumahnya Septi. Di situ Kang Saef meminta saran kepada Septi, apa yang seharusnya dia lakukan. Septi hanya menjawab yang bisa menyelesaikan masalah itu hanya kamu seorang. Terlebih lagi Kang Saef baru kenal di Es Rumpi dulu, makanya dia tidak tahu harus menjawab bagaimana lagi, toh baru kenal juga.

Kang Saef sadar sikap seperti itu seharusnya tidak dilebih-lebihkan dan menjadi masalah pribadi sendiri. Saya mendengar cerita ini dari Kang Saef langsung, dan dia sebenarnya tidak enak dengan Septi, ingin sekali dia meminta maaf dengannya.

Dalam situasi galau seperti itu pun, Kang Saef masih bisa memberi saya filosofi baru lagi. Kondisi dia saat ini adalah kondisi dia seperti lilin. Lilin itu bisa menyinari ruang-ruang yang gelap, menjadi cahaya bagi sekitarnya, namun dia tidak sadar kalau dirinya sedikit demi sedikit menuju dalam kegelapan atau mati. Biasanya memang Kang Saef bisa memberi masukan-masukan kepada orang lain dengan analogi yang menarik, tapi ironisnya dia sendiri malah tidak memperhatikan dirinya sendiri atau dalam kata lain tidak bisa memotivasi dirinya sendiri.

Sebenarnya tidak hanya Septi yang kecewa, saya pun juga ikut kecewa. Padahal sudah berulang kali saya kasih masukkan ke Kang Saef, ilmu yang paling mudah tapi sulit untuk dipraktekkan adalah mendengar. Kita boleh memberi masukkan namun kita harus melihat siapa yang diajak bicara dulu agar tidak terjadi komunikasi satu arah. Jika sang pendengar mau mendengarkan keluhanmu ya berarti anda dipersilakan untuk curhat. Kang Saef adalah sahabat saya yang paling baik, semoga dia tumbuh dewasa dengan baik, dan tidak melakukan kesalahan untuk kedua kalinya.

Menurut saya ketika kita sedang dalam galau apapun itu, kita harus
1. tenang dulu,
2. pilih orang yang benar-benar cocok untuk curhat, karena tidak semua orang itu ingin mendengar cerita anda, kadang mereka hanya ingin tahu saja,
3. pilih waktu yang tepat untuk curhat, curhat ketika dalam emosi itu tidak akan menyelesaikan masalah bagi penderitanya karena biasanya tidak akan mempan diberi masukkan, siapapun pasti begitu,
4. diam dan introspeksi diri jika tidak ada teman yang dipercaya,
5. jangan buka facebook, apalagi facebook mantan, dan jangan pula mencoba untuk update status, apabila terpaksa updatelah selain di facebook atau twitter, lebih baik lagi punya blog, bisa membuat cerita seperti saya. (^^)

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar