""'>

Senin, 10 Desember 2012

Idaman

Sabtu malam yang biasa-biasa saja menjadi hal yang luar biasa ketika saya mendapat sms dari Kang Saef. Ia mengirimi saya pesan bahwa kita akan makan es rumpi bersama dengan artis korea bernama Eun Chan. Boleh dipanggil Eun Chan atau Septi. Awal pertama bertemu Septi itu adalah ketika saya ikut di acara Jepang di Sri Ratu bersama teman-teman sepermainan seperti Yopi, Ariski, dan Burhan. Acara Jepang tersebut sudah berlangsung lama, maka dari itu si Yopi ingin mencoba masuk ke dalam acara tersebut tanpa membayar. Event itu diadakan di lapangan parkir Sri Ratu, di mana di samping lokasinya terdapat celah untuk masuk ke dalam. Setelah sholat maghrib kita pun masuk layaknya teknisi event yang ada di situ, untung tidak ada yang tahu. Penyelundupan manusia ke dalam acara Jepang pun berhasil dengan sukses. Di situ kami bertemu dengan teman-teman USM Yopi seperti Fatma, Yuni, dan juga Septi.

Saya lebih kenal fatma di facebook dulunya, namun Septi mudah bergaul, saya langsung kaget dengan pertanyaan-pertanyaan bertubi-tubi ketika awal mengenalnya, ya itu malah jadi daya tarik untuk lebih akrab menurut saya. Selain itu juga saya bertemu dengan kawan lama saya bernama Evi. Dia kuliah sastra Jepang, bahasa Jepangnya jago sekali, saya saja cuma bisa bahasa Jepang yang saya ketahui dari film seperti kimochi, yamete, arigato, dan kata-kata singkat semacamnya. Evi dan teman-teman kampusnya membuka lapak jualan Nasi Kepal atau Onigiri dan minuman coklat Milo. Sudah larut malam dan masih ada yang tersisa, Evi memberi saya Onigiri dan segelas Milo. Onigirinya basi sekali hingga saya muntah tapi karena menjaga kesopanan, saya telan itu dihadapan Evi. Itulah sekelumit kisah saat berada di Event Jepang.

Sesuai janji, saya datang menjemput Septi di kosannya, yang terletak tidak jauh dari rumah saya yang berada di Tlogosari juga. Selama perjalanan kami ngobrol-ngobrol di Kendaraan Laki. Walau tanpa candle light atau steak kita ngobrol dengan seru seperti orang baru belajar naik motor dan berhasil mengendarainya. Agak susah juga ketika saya harus mengobrol sewaktu sedang mengendarai Tiger saya. Saya harus buka kaca helm sehingga mata saya kelilipan debu ringan terus, makanya saya selalu mengibas-ngibaskan kepala saya untuk menghilangkan debu-debu itu. Apalagi ketika saya berbicara saya menggelengkan kepala ke arah sebaliknya kepala Septi, sudah seperti India-indiaan waktu itu, ya benar seperi cilukba-cilukbaan.

Akhirnya sampai juga di Es Rumpi, Kang Saef sudah duduk di situ menunggu. Ia sampai dikira tukang parkir karena lamanya menunggu, bukan hanya itu Kang Saef malah ditawari melamar kerja sama tukang parkirnya. Di dalam kafe Es Rumpi kita duduk, tak lama duduk datanglah seorang pelayan yang pede dan keren abis. Pelayan itu tidak memiliki rupa yang menawan namun memiliki iner beauty yang menarik, sebentar dia adalah seorang Pria jadi mungkin iner handsome. Ketika kita bingung mau pilih apa, beliau mau menjelaskan apa saja yang ada di dalam menunya tersebut, mulai dari terbuat dari apa, mana yang lebih segar, atau mana yang sudah expired, lalu kenapa menghidangkan expired! Well, saya buat sendiri yang kalimat terakhir. Saya sangat senang sekali bisa berkumpul dengan tokoh-tokoh nyata dalam kehidupan saya yang saya tulis di blog. (^^)

Kita saling mengenal satu sama lain dari cerita latar belakang, pembuka, isi, hingga penutup. Septi suka memanggil Kang Saef dengan Asep. Entah kenapa saya jadi teringat dengan teman saya Ayu Septiana dulu, dia juga dipanggil Asep sama teman-temannya dan dia memiliki akun facebook bernama korea juga yaitu Eun Hye, ya seperti Septi dengan Eun Chan-nya. Eun Chan adalah karakter yang ada di Coffee Prince, drama korea. Namun saya tidak tahu persis ceritanya, mungkin yang saya ingat adalah Eun Chan menyamar sebagai laki-laki agar bisa mempraktekkan jurusan perkopiannya di Kafe Coffe Prince tersebut. Yah saling berhubungan, namanya juga saya orang Jawa suka menghubung-hubungkan, bahkan dulu saya sempat benar tentang tebakan golongan darah. Waktu itu Septi menyenderkan tangannya di bahu saya, rasanya nyaman sekali, kemudian saya teringat tentang buku yang saya baca dulu, golongan darah O cocok dengan darah B, dan itu benar ketika saya menebaknya. Ternyata orang tuanya juga memiliki golongan O dan B, atau yah hanya kebetulan saja mungkin. (^^)

Setelah makan Es Rumpi kami masuk ke dalam gedung DP Mall. Seketika malam sabtu menjadi malam minggu yang menyenangkan. Perasaan bahwa kita itu ada di dunia, diterima oleh makhluk yang ada di dunia ini, berinteraksi satu sama lain, saya beruntung saya terlahir di dunia ini sebagai saya bukan orang lain. Saya bersyukur mempunyai teman-teman seperti mereka. Tujuan kami di DP mall hanya mencari toilet yang bagus dari toilet yang ada di dekat Es Rumpi. Lalu dari toilet kita menjelajah ke belantara manusia-manusia modern, hingga berbagai penjuru kami datangi, dan akhirnya kami menemukan oasis atau tempat istirahat yang istimewa menurut saya. Di situ kami bisa duduk santai di sofa yang empuk, ditambah dengan pemandangan 6 TV besar, yang siap memanjakan mata kita dengan film-film bioskop yang sedang diputar oleh penjual kasetnya. Setelah lumayan bosan kita pergi dari situ untuk berputar-putar ke tempat makanan. Makanannya enak-enak dari Eropa hingga Asia ada semua, namun kami tidak membeli sepotong pun.

Kami lanjutkan perjalanannya ke Tugu Muda, kami sholat dulu di masjid UDINUS sebelumnya. Namun di situ hawanya capek sekali, jadi malas ingin jalan-jalan di Tugu Muda. Kami akhirnya sharing-sharing tentang apa itu idaman dan bagaimana idaman kita masing-masing. Awalnya saya dan Septi yang mulai mengobrol dengan batas Pria dan Wanita yang agak jauh, seperti film Amigos X Siempre ada tembok yang memisahkan Pria dan Wanita di dalam suatu sekolah, namun bedanya ini tidak ada temboknya.

Tak lama kita sharing-sharing datanglah Kang Saef membawa kamera DSLR nya. Karena datang telat Kang Saef bercerita lebih dahulu bagaimana wanita idamannya. Seperti biasa Kang Saef kalau bercerita selalu menyambung tidak putus-putus, bahkan dipancing oleh Septi hingga dari topik pembicaraan wanita idaman malah bercerita hingga kisah cintanya sampai ke akar-akarnya. Kang Saef sih mempunyai wanita idaman yaitu tinggi dan manis. Manis itu tidak cepat bosan, kalau cantik ya hanya sepintas saja begitu katanya. Tapi jika disuruh memilih tinggi atau manis dia lebih ke prioritas manisnya.

Dilanjutkan dengan saya, saya bercerita tentang Eun Hye, dia adalah wanita idaman sepanjang saya belum mengenal wanita idaman yang lainnya. Eun Hye atau Ayu Septiana memiliki raga yang biasa tapi jiwanya sangat unik. Dia itu seperti berlagak kekanak-kanakkan namun di dalam dirinya terdapat jiwa seperti intan yang kuat namun halus. Bahkan dia bisa memikat sahabat-sahabat saya sendiri, malah ada juga yang sampai sekarang masih dengan wajah yang palsu berteman dengan saya. Wanita idaman seperti Ayu adalah wanita yang bisa menolak keinginan ingin memilikinya dengan cara halus. Siapa coba yang tidak needy kalau kita dibuat penasaran terus apakah sudah dimaafkan atau diterima.

Ketika Septi sharing, kami buka lebar-lebar telinga kita karena kami sangat ingin mendengarkan apa sih yang diinginkan wanita dari Pria. Pria idaman Septi simple saja yaitu berani mengambil keputusan dan sungguh-sungguh itu saja. Sesudah puas sharing-sharingnya kami pun meninggalkan masjid UDINUS itu dengan perasaan lega bukan karena sudah BAB tapi sudah melampiaskan banyak perasaan. Bahkan yang rencana mau foto-foto dibatalkan karena kami sudah capek sekali. Kasihan ya DSLR nya dicuekin. (^^)

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar