""'>

Rabu, 05 Juni 2013

Sam Poo Kong with Kii

Saya sangat suka sekali jika banyak bule yang berdatangan ke Semarang. Karena merekalah, Kota Semarang menjadi ada nilai lebihnya. Kadang ada yang pertukaran pelajar, ada yang bekerja kontrak, ada yang menjadi relawan, dan tidak sedikit yang ke sini untuk sekedar liburan.

Jika saya disuruh untuk menyarankan mau liburan ke mana di Indonesia nanti, pergilah ke Semarang dulu. Alasannya adalah karena kota Semarang terletak di tengah-tengah Pulau Jawa, yang dekat dengan situs terkenal di Indonesia yaitu Borobudur. Yap dari Semarang kalian bisa mulai mengeksplor ke daerah selatan yang terkenal seperti Jogjakarta, ke daerah timur, kalian bisa ke WBL (Wisata Bahari Lamongan), maupun Bali! Agak baratan sedikit bisa anda temui kota Batik Pekalongan. Di Semarang juga harganya terjangkau untuk makanan dan tempat singgahnya.

Banyak turis yang tinggal di kos. Salah satunya adalah Kii. Teman saya dari Thailand ini sudah ngekos hampir 1 tahun. Saya kenal Kii waktu dulu ada event semacam Pesta Blogger. Dia mirip sekali dengan orang Indonesia. Saat dia maju untuk memberikan sambutan, dia bisa berbahasa Indonesia walau belum menggunakan aksen Indonesia yang benar. Dari kejauhan pun saya tersenyum melihatnya, salut banget sama turis yang bisa Bahasa Indonesia.

Setelah acara selesai, dan dia sedang berbincang-bincang dengan pembawa acaranya. Saya mendekati sekitar 1 meter dari Kii, saya berdiri di situ dan terus melihatnya. Hingga akhirnya dia sadar akan keberadaan saya. Saya pun secara natural menyapa dengan "Hai!". Dari situ kita ngobrol-ngobrol, dan tidak lupa saya kenalkan kepada Adhi yang sudah menemani saya datang ke acara ini. Yap, kebanyakan kita membicarakan Thailand Movie, dan sejenisnya (^^).

Ternyata Kii itu narsis juga, dia suka sekali foto-foto, atau karena memang mumpung masih di Indonesia jadi ingin foto-foto terus? Yap jadi wajar saja. Di situ saya minta tolong ke Adhi untuk memfotokan Kii dengan saya.


Kii adalah seorang muslim, katanya di sana kebanyakan Budha. Dia tinggal di Phuket, ya mungkin kalau ingin mencoba cari-cari muslim ke Phuket aja teman! (^^). Waktu berbincang-bincang malah bahasa Indonesia-nya lancar, ternyata tadi hanya bingung mau bilang apa waktu disuruh maju.

Foto-foto dan ngobrol-ngobrol berlangsung sebentar saja, saya diberi alamat facebooknya. Dengan demikian jika sudah diapprove, saya bisa menge-tag fotonya di facebook.

Sekitar 2 minggu sudah terlewati. Hari itu dia online, lalu dia bilang bahwa dia suntuk dan ingin keluar. Dia ingin ke Sam Poo Kong. Minggunya kita janjian di suatu tempat. Saya sudah berputar-putar menemukan jalannya tapi tidak ada tempat yang dimaksud oleh Kii. Dia pun sms lagi di tempat yang berbeda, yaitu di Bank dekat Pegadaian. Setelah tanya kepada orang sekitar akhirnya saya bertemu Kii yang sudah siap dengan helmnya.

Sesampainya kita di Sam Poo Kong, kita dihadapkan pada tempat pembayaran tiket masuk. Di situ tertulis bahwa tarif Lokal dan Asing berbeda. Waktu itu saya langsung saja membayari Kii dengan tarif Lokal tanpa banyak cakap. Ternyata dia memang sudah biasa dengan membayar tarif lokal. Beruntunglah Kii memiliki wajah yang agak ke Indonesia-an, ditambah dia pakai hijab. Karena dulu temannya yang dari Thailand membayar dengan tarif Asing karena wajahnya ke India-an.

Banyak hal yang kita obrolkan di situ. Pastinya saya membawa kamera untuk mengabadikan momen dong. Foto-foto itu benar-benar kegiatan yang menurut saya sangat menguras tenaga. Pertama, harus tahan nafas jika hasil fotonya tidak mau blur. Kedua, sang model harus tahan senyuman sampe gigi kering (jika mau senyum) dan posenya tidak boleh bergerak hingga sang fotografer menekan shutter, walau ada juga yang harus gerak tapi kalau hasilnya jelek harus ulang lagi. Hal yang paling agak membuat malas itu, ini foto mau diedit atau tidak, makanya harus benar-benar dalam keadaan mood baik.

Ini adalah salah satu hasil waktu foto-foto di Sam Poo Kong dengan Kii.


Foto ini diambil menggunakan tripod bangunan yang ada di situ. Lalu saya memakai countdown dari 10, jepret! Tidak lupa saya olah lagi di Photoshop. Waktu sebelum Dhuhur tiba, saya pulangkan Kii ke kosnya, soalnya Kii masih agak tidak enak badan. Sebelumnya kita makan di Warteg dekat kosannya. Dia makan sop sama daging apa lupa saya, sepertinya dia sudah terbiasa dengan makan makanan di sini. Eh! Tidak hanya terbiasa sepertinya dia sangat menyukainya karena saya lihat piring makanannya bersih habis dilahap oleh Kii. Yah menyenangkan sekali ya berteman dengan bule, apalagi bulenya bule Asia. (^^)

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar